Hai! it's me Nazmy.
hampir 5 bulan hiatus hahah
Vote dulu sebelum membaca ☆
Happy Reading^^
***
11. GARA-GARA SEBLAK
.
.
.
Fathan berada di UKS, menemani Atella yang terbaring di atas brankar sambil memejamkan matanya karena merasa pusing. Keyna-- adik kelas mereka sekaligus anak PMR, membawa obat P3K ke arah Fathan. "Misi Kak, ini obatnya mau aku yang obatin apa Kakak aja?" tanya Keyna.
"Gue aja. Thanks," ucap Fathan mengambil obat tersebut.
"Iya Kak," Keyna kembali ke tempatnya.
Fathan mengambil alkohol dan kapas lalu membersihkan luka yang ada di pelipis Atella. Atella membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Ia melirik ke arah Fathan, alisnya mengernyit. "Than?" lirihnya.
Atella hendak bangun tapi Fathan menahannya. "Diem." ketus Fathan.
Fathan selesai membersihkan luka Atella setelah itu ia memasang plester tepat di luka Atella. Atella mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya memegang pelipisnya yang terasa pusing. Ia tersenyum tipis. "Makasih Than," ucapnya.
"Gue duluan."
Fathan ingin membalikkan badannya tapi Atella mencekal tangan Fathan. "Tunggu Than,"
Fathan menoleh. "Apa lagi?"
Atella diam, ragu ingin mengucapkan. Fathan menghela nafas. "Jangan baper. Gue nolongin lo cuma kasihan. Cepet ngomong," suruh Fathan.
"Emm, gue-- boleh pulang bareng lo? Kepala gue masih pusing,"
"Lo bisa naik taksi."
"Tapi Than, plis boleh ya?"
"Gak bisa."
"Kalo gue pingsan di jalan gimana? terus nanti pasti Mama gue ngomel-ngomel, Than bisa ya?" Atella memohon.
Fathan terdiam, memikir sejenak. Than kalo Alla butuh sesuatu bantuin ya, Tante udah percayain kamu. Fathan mengerjap, ia menatap Atella. "Oke. Tapi cuma kali ini."
Atella mengangguk sambil tersenyum. "Oke!"
***
Yera, Cyra dan Lira berjalan di koridor menuju parkiran. Bel pulang sudah berbunyi tiga menit yang lalu. "Guys main yuk, udah lama loh kita gak ngumpul," ujar Cyra.
"Ayo, gue bosen di rumah," sahut Lira.
"Kapan?" tanya Yera.
"Sekarang!" seru Cyra.
"Kalo sekarang gue gak bisa," ujar Yera.
"Yah... kenapa si biasanya lo males-malesan di rumah," ujar Cyra.
"Emm, lain kali deh. Kalau mau maen rencanain dulu tapi," balas Yera.
"Menurut gue, weekend aja gak si? atau gak hari biasa tapi sore gitu?" usul Lira.
Yera mengambil ponselnya yang terasa bergetar di saku. Ia melihatnya, ternyata Fathan.
Fathan: Gue g bsa antr plng, ada urusan.
Yera mengernyit tipis. Setelahnya ia kembali memasukkan ponselnya ke saku.
"Lanjut di chat aja deh," ujar Cyra. "Gue duluan ya, bye guys!" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Jugendliteratur[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...