[23] kecoa!

1.1K 78 9
                                    

23. KECOA!

.

"Kasih ke gue, Al!" suruh Qathan.

Albert melirik Qathan yang berada di dekat ring lawan. Ia langsung melempar bola basket di tangannya ke Qathan. Qathan melempar bola basket itu ke ring dan masuk. Pelatih pun meniup periwit.

Pritt!

"Waktu sudah habis," ucap pelatih.

Semua siswa berkumpul menghadap pelatih.

"Sekalian info, nanti akan ada pertandingan basket antarsekolah." beritahu pelatih.

"Serius Pak?!" tanya Qathan.

Pelatih mengangguk.

"Kapan Pak?!"

"Sama sekolah mana Pak?!"

"Basket putri juga nggak Pak?"

"Nanti Bapak infokan lagi, sekarang waktunya istirahat." ucap pelatih.

"Makasih Pak!" ucap siswa.

Para siswa duduk selonjoran di lapangan. Fathan dan temannya meneguk minumannya sampai habis. Mereka mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, karena lelah setelah berlatih basket selama kurang lebih satu jam. Satu per satu siswa dan siswi berhamburan untuk pulang. Fathan dan ketiga temannya beranjak menuju kelasnya, mengambil tas mereka.

Mereka kembali berjalan di koridor menuju parkiran. "Eh, kantin dulu yuk," ajak Qathan.

"Ngapain?" tanya Adnan.

"Beli minum, gue masih haus." balas Qathan.

"Ya udah."

Mereka pun berbelok, menuju kantin. Qathan membeli minuman sementara temannya hanya menunggu. Setelah membayar, mereka kembali berjalan menuju parkiran. "Lah sepi amat udah pada pulang kali ya?" ujar Albert saat melihat koridor sudah tidak ada orang.

"Biasalah." ujar Qathan.

Mereka sampai di parkiran, terlihat Yera, Cyra dan Lira yang masih mengobrol. Selanjutnya Lira pergi dulu bersama seorang cowok yang menunggu di depan gerbang. "Itu si Lira pacaran sama anak SMA Everest gak sih?" tanya Qathan.

"Dari seragamnya sih iya." jawab Albert. "Cyra!" panggil Albert.

Cyra menoleh bersamaan dengan Yera. Cyra dan Yera menghampiri mereka. "Lama banget lo." ucap Cyra.

Albert menghela nafas. "Abis latihan capek." balasnya. Ia menghampiri motornya. "Ayo,"

Sementara Fathan menghampiri Yera sambil tersenyum. Yera mengernyit. "Apa senyum-senyum?!"

"Ish galak banget sih," ujar Fathan. Ia menaruh tangannya di kepala Yera lalu beralih ke bahu Yera, merangkul Yera membawa gadis itu ke motornya.

Adnan dan Qathan hanya memperhatikan mereka, lalu menghidupkan motornya. "Ayo lah, ntar kita jadi nyamuk." ujar Qathan.

Adnan mengangguk. "Kita duluan guys," pamitnya lalu melajukan motornya diikuti Qathan di belakang, lalu Albert serta Cyra yang berada di boncengan Albert.

"Bye Yeraaa!" ucap Cyra melambaikan tangannya ke Yera.

Yera yang baru saja duduk di belakang Fathan, membalas lambaian Cyra. "Byeee!"

Fathan mulai melajukan motornya menuju arah pulang. Selang beberapa menit, mereka pun sampai di rumah. Yera duduk di sofa sambil meminum air, setelah mengganti pakaiannya. Tak lupa televisi yang sudah menyala. Fathan duduk di samping Yera dengan jersey yang masih melekat di tubuhnya.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang