[12] flu

1.5K 99 1
                                    

selamat membaca~

***

12. FLU

.

.

.

Fathan, Albert, Qathan dan Adnan, kini berjalan di koridor menuju kantin. "Eh itu ada.." ucap Albert.

"Apaan?" tanya Qathan.

"Itu lohh.." Albert menunjuk ke arah samping.

"Apaan sih?" tanya Qathan lagi.

Albert berdecak. "Itu, masa lo gak lihat,"

"Setan?"

"Bukan,"

"Terus?"

"Ya, gak ada apa-apa sih." ujar Albert.

Qathan menatap Albert malas. "Sialan."

Adnan yang sedari tadi mengernyit pun menyahut, "bege, kirain apaan."

Albert terkekeh. "Eh btw, kemaren si Atella gak aneh-aneh kan Than?" tanya Albert.

"Nggak. B aja," jawab Fathan.

"Bagus deh, udah mantan juga masih ngejar-ngejar mulu."

"Biasa lah," sahut Qathan.

"Jauhin lah Than, inget posisi lo sekarang udah beda." ujar Adnan.

"Iya gue tahu. Tapi lo liat kan dia selalu ngintilin gue." balas Fathan.

"Kayaknya harus di kasih penghalang deh, taroh pelindung gaib gitu. Keren pasti," usul Albert.

"Ke dukun gak si?" ujar Qathan.

"Nah iya, kita coba aja."

"Yuk Than, mau kapan?" tanya Qathan.

"Jangan aneh-aneh lo." balas Fathan.

"Gak usah ke dukun, kan udah ada." sahut Adnan.

Albert mengernyit. "Ada apa nih? Wah lo maen rahasian dari gue?"

"Ya gitu lah." ujar Adnan.

"Ih serius? Apaan? Kasih tahu dong," pinta Albert.

"Sini gue bisikin," Qathan mendekatkan mulutnya ke telinga Albert, berbisik pelan.

Albert sontak melotot. "WHAT?! Eh yang bener lo?"

Qathan mengangguk. "Ya kali gue bohong. Tanya aja kalau gak percaya,"

Albert menatap Fathan. "Than beneran lo udah..?" tanyanya sambil menunjuk jari manisnya.

"Hm," balas Fathan.

"Kapan? Sama siapa?! Kok lo gak ngundang gue sih?!" cerocos Albert.

"Sstt, jangan berisik anjir!" ujar Qathan.

"Bodo, ngambek gue Than." ucap Albert memasang raut wajah sok marah.

"Dih, gak usah sok imut lo." cibir Adnan.

"Waspada woy, nanti si Atella tiba-tiba dateng kayak kunti." ujar Qathan.

"Than inget," peringat Adnan. "Jaga jarak,"

"Iya anjir, gue juga tahu." balas Fathan menahan kesal.

Albert menghela nafas. "Tipi li liit kin dii silili ngintilin gii, nyenyenye," cibir Albert. "Terus kemaren lo nolongin Atella atas dasar apa? Gak ada angin gak ada hujan," lanjut Albert.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang