Hai it's me Nazmy.
pencet bintang dulu baru baca ☆
⚠
19. CUDDLE?
.
"Ayo Ra, sama gue," ajak Qathan.
"Sama gue aja Ra," ujar Adnan.
"Apa sih lo, yang disuruh kan gue." ujar Qathan tak terima.
"Gue juga disuruh ya anjing," balas Adnan.
"Bodo." ujar Qathan, ia menatap Yera. "Ayo Ra,"
"Sama gue Ra," ujar Adnan.
Yera menghela napas. "Gue naik ojol aja."
"Eh, gak boleh! Lo harus sama kita." paksa Qathan.
Adnan menyetujui. "Nanti si Fathan marahnya ke kita."
"Nih," Qathan meyodorkan helm ke Yera.
Yera mau tak mau mengambil dan memakainya. Mereka pun melajukan motornya ke rumah Yera. Selang beberapa menit, akhirnya mereka sampai. Yera turun dari motor Qathan dan melepas helmnya. "Mau mampir dulu?" tanya Yera.
"Boleh deh,"
Yera mengangguk. Ia memasuki rumah diikuti Qathan dan Adnan di belakang. Sampai di ruang tengah, Yera menatap kakak ipar dan sepupunya. "Kalau haus, ambil sendiri ya. Gue mau bersih-bersih dulu," ujar Yera.
Kedua laki-laki itu mengangguk. "Oke Ra, makasih."
Yera memasuki kamarnya, membersihkan diri. Sementara Adnan duduk di sofa dan Qathan langsung melangkah ke arah dapur. Qathan mengambil dua buah minuman untuknya dan untuk Adnan. Ia kembali ke ruang tengah dengan minuman ditangannya. Qathan duduk di samping Adnan, memberikan satu minuman untuk Adnan. Adnan mengambil minuman tersebut.
"Btw, remot mana sih?" tanya Qathan.
Adnan yang sedang minum, menggeleng pelan. "Gak tau." jawabnya, setelah meneguk minumannya.
Qathan beranjak mencari remot televisi. Setelah mencari beberapa detik, akhirnya ia menemukan remot itu. Qathan kembali duduk di sofa. Ia menyalakan televisi lalu meminum minumannya.
"Btw, si Fathan balik jam berapa?" tanya Adnan.
"Ashar mungkin,"
"Ashar? Sekarang jam," Adnan melihat jam tangannya. "Jam setengah tiga," lanjutnya.
Qathan mengernyitkan alisnya melihat benda di dalam nakas. "Nan ada PS, main yuk!" ajaknya.
"Izin dulu sama orangnya anjir,"
"Biarin lah, anggep aja rumah sendiri."
"Walaupun lo bego, tapi kalau attitude jangan bego juga lah anjir."
"Gue cuma becanda, gak usah serius gitu. Gue kan jadi gak enak."
"Sans bro, kita kan--"
"Bestfriend!"
Selanjutnya mereka tertawa. Tawa mereka mereda, kembali menonton televisi. Selang beberapa menit, pikiran random di otak Qathan tiba-tiba muncul. "Nan, Fathan sama Yera mereka ngobrol gak ya? Apalagi Fathan, dia kan cuek gitu terus Yera juga kayak pendiam gitu." ujar Qathan pelan.
Adnan mengernyitkan alisnya ikut berpikir. "Iya juga ya, mereka ngobrol atau diem-dieman?"
"Lo mah malah nanya balik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...