vote dulu bestie
42. MARAH, KECEWA DAN SAKIT
.
Yera turun dari motor Adnan. Ia menatap sepupunya itu. "Lo di sini aja." ucapnya.
"Gue temenin aja-"
"Gak usah."
Yera berbalik badan, melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit. Adnan hanya memperhatikan Yera dari kejauhan. Bau obat-obatan tercium oleh Yera, ia terus melangkah ke dalam menelusuri koridor rumah sakit. Yera juga tidak tahu Fathan dan Atella pergi ke ruang mana. Yera berhenti untuk memikir sejenak.
Dia bilang ke rumah sakit Ra. Kayaknya nyokap Atella drop lagi.
Drop?
"ICU?" gumam Yera.
Yera kembali melangkah, ia melihat seorang suster tak jauh darinya. "Sus!" panggil Yera.
Suster itu menoleh. "Iya? Ada yang bisa dibantu?"
"Mm, saya mau tanya ruang ICU disebelah mana ya?"
"Oh itu, Kakak tinggal belok kanan terus lurus aja habis itu belok kanan lagi." unjuk suster itu pada koridor rumah sakit.
"Makasih sus." ucap Yera.
Ia melangkahkan kakinya sesuai arahan suster tadi. Jujur saja Yera nekat menyusul Fathan, karena ia ingin tahu apa saja yang dilakukan Fathan dan Atella tanpa sepengetahuannya. Kakinya tiba dibelokan kanan. Ia melangkah perlahan, karena koridor ini begitu sepi.
Tepat saat sudah berbelok, Yera tiba-tiba terdiam. Dua sepasang remaja berbeda gender, dengan seragam sekolah yang sama, sedang berpelukan. Detak jantung Yera berpacu cepat, jemarinya meremas rok sekolahnya. Yera yakin tidak salah melihat, pemandangan di depannya begitu nyata, membuat rasa kecewanya bertambah bersamaan rasa sesak di dadanya.
"Fathan?" ucap Yera.
Fathan menoleh, matanya sedikit melebar, kaget. Ia melepas lengannya pada Atella. "Yera?!"
Yera meneguk ludah susah payah. "Jadi gini kelakuan lo di belakang gue?"
Yera bisa melihat Fathan sedang berusaha melepaskan Atella. "Lo salah paham Ra." ucap Fathan.
Yera mundur selangkah lalu membalikkan badannya dan berlari kecil menuju ke luar.
Fathan berdecak. "Lo bisa lepas dulu gak sih?!" ujarnya pada Atella.
Atella menggeleng. "Lo tetep di sini aja. Gue butuh lo bentar! Izinin gue egois hari ini."
***
Yera berlari menghampiri Adnan dengan mata berkaca-kaca. Tiba di hadapan sepupunya itu, Yera langsung mendesak. "Pulang Nan." ucap Yera tanpa melihat Adnan.
Adnan menatap wajah Yera, ia mengernyit. "Lo gak apa-apa? Mata lo merah, lo nangis?"
"Gue mau pulang." ucap Yera lagi.
"Oke."
Adnan memakai helm lalu menyalakan mesin motornya. Yera naik, kemudian mereka keluar dari parkiran rumah sakit. Motor Adnan melaju membelah jalanan. Namun setelah beberapa menit Yera tersadar kalau ini bukan jalan menuju rumah.
"Kita ke mana?"
"Ke tempat yang mungkin bikin lo tenang." balas Adnan.
Ia terus melajukan motornya. Sampai mereka berhenti di sebuah taman, ada sebuah danau di sana serta pepohonan yang membuat sejuk. Yera memperhatikan sekeliling. Ia lalu turun dari motor Adnan begitu juga Adnan yang ikut turun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...