Part 58. Sebuah Perubahan

191 11 0
                                    

****

Kini hari kelulusan tanpa sadar sudah berada tepat di depan mata. Seluruh murid kelas XII juga tampak sedang berkumpul di dalam aula berukuran luas. Dengan sosok Pak Elno yang juga sudah berdiri di depan podiumnya. Memberikan sambutan hangat bagi para murid yang sebentar lagi akan keluar dari SMA Pelita Bangsa.

"Sial, gue deg-degan." Daniel mengambil paksa salah satu tangan Luky yang berada di dalam saku celana. Lalu menempelkannya di bagian dada hanya untuk memberi tahu laki-laki itu. Jika saat ini jantungnya sedang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Nggak usah lebay!" sahut Luky menarik kembali tangannya yang berada di genggaman Daniel. Menatap kesal ke arah laki-laki itu yang sudah mengganggu konsentrasinya mendengarkan ocehan Pak Elno di depan sana.

"Gue tahu kalau lo juga lagi deg-degan. Tangan lo aja dingin waktu gue pegang tadi," sindir Daniel seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ger, lo yakin kita bisa lulus?" tanyanya yang berhasil membuat Gerlan menoleh begitu pula Revan yang berdiri di sampingnya.

"Gue sih yakin bisa lulus. Tapi nggak tahu kalau lo."

"Berengsek banget si Gerlan," gumam Daniel dari posisinya.

"Selama ini kita sudah berusaha buat belajar. Jadi sekarang lo yakin aja kalau kita semua bisa lulus dari sini," ucap Revan menenangkan.

"Kalian siap untuk mendengarkan pengumumannya?" tanya Pak Elno kepada para murid yang bebaris rapih di depannya.

"SIAP PAK."

"Gerlan, Luky, Daniel, dan Revan apa kalian siap jika harus berada di sekolah ini lebih lama lagi?"

Seluruh pandang mata yang ada di sana langsung tertuju ke arah Gerlan dan juga teman-temannya. Menatap penasaran ke arah mereka berempat yang saat ini sedang terdiam di posisi masing-masing.

"Kita tidak siap Pak. Kita ingin cepat-cepat keluar dari sekolah ini," balas Gerlan terdengar sangat lantang.

"Tapi kenapa kalian selalu saja mencari masalah, yang membuat saya dan guru lainnya ragu untuk mengambil keputusan?"

"Karena kita butuh sesuatu yang menarik yang bisa di ceritakan ke anak-anak kita nantinya," ungkap Luky membuat para murid seketika bersorak untuknya.

"Kalian selalu pintar mengeles."

"Kita berempat janji akan jadi lebih baik lagi setelah keluar dari sini," ujar Revan mengangkat salah satu tangannya sebatas pundak, yang tanpa sadar di ikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Kita bakal buat Bapak bangga nantinya," sambung Daniel.

"Bapak akan tunggu kabar baik dari kalian," pungkas Pak Elno seraya menampilkan senyum di kedua sudut bibirnya.

"Baiklah tanpa menunggu lama lagi kalian semua Bapak nyatakan....LULUS 100%"

Sorak gembira para murid serta tepuk tangan yang saling bersautan satu sama lain terdengar menggema di sekitar aula. Sebagian dari mereka ada juga yang menangis bahagia. Karena merasa bangga pada diri masing-masing yang sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

****

"Gimana kalau kita rayain kelulusan hari ini di basecamp?" usul Daniel yang sudah kembali menjadi bagian dari anggota Refour. Ia benar-benar senang ketika Gerlan memintanya untuk bergabung bersama mereka. Walaupun pada awalnya laki-laki itu tampak sedikit ragu.

"Tapi kali ini acaranya khusus buat para cowo," tambah Luky dengan senyum misterius yang terbit di kedua sudut bibirnya.

"Apa maksud lo?"

GERLAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang