****
Nafisha berlari kecil mengejar Gerlan yang sudah berjarak beberapa meter di depannya. Langkah kaki pria itu benar-benar lebar hingga membuat Nafisha kesulitan ketika harus menyeimbangi langkah kakinya.
"Kak Gerlan! Mau pergi ke mana?" tanya Nafisha dengan sedikit berteriak. Membuat beberapa murid yang sedang berada di dalam kelas langsung menoleh ke arah jendela kelas mereka. Melihat Nafisha yang sedang berdiri di koridor dengan nafas yang terdengar tidak beraturan.
Nafisha menoleh ke arah kirinya, melihat beberapa murid kelas XII yang sedang memperhatikan dirinya dari dalam kelas mereka. Nafisha menunduk singkat seolah-olah meminta maaf karena sudah membuat mereka terganggu. Kemudian kembali berlari mengejar Gerlan yang sudah entah pergi ke mana.
"Lo bertiga liat Kak Gerlan?" tanya Nafisha kepada Aqilla, Vania, dan juga Davira yang kebetulan berpas-pasan dengannya di koridor.
"Tadi gue liat dia lagi jalan ke taman belakang sekolah," jawab Aqilla seraya meminum minuman yang ada di genggaman tangannya.
"Abis lari maraton lo," ejek Davira ketika melihat keringat yang bercucuran di sekitar pelipis perempuan itu.
Nafisha menggeleng cepat dan langsung pergi begitu saja dari hadapan teman-temannya.
"Lo mau ke mana?!" teriak Vania dengan suara yang lumayan kencang. Membuat Aqilla dan Davira yang berada di samping kanan serta kiri tubuhnya. Secara spontan menutup salah satu telinga mereka.
"Nyusul Kak Gerlan!" balas Nafisha ikut-ikutan berteriak tanpa menoleh sedikit pun ke arah belakangnya.
"Gini nih kalau manusia biasa hidupnya di hutan. Senang banget teriak-teriak," celetuk seseorang membuat mereka bertiga menoleh. Melihat Agatha dan juga beberapa temannya yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka.
"Lo pikir ini hutan bisa seenak jidat lo teriak-teriak kayak tadi!" seru Agatha melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap ketiga perempuan itu sekaligus dengan tatapan sinisnya.
"Sorry, kalau emang lo merasa terganggu sama suara gue," ujar Vania membalas tatapan tajam Agatha dengan tatapan santainya.
"Sebentar lagi pelajaran Bu Rima mau di mulai. Gue belum selesai ngerjain tugas dari dia. Ayo masuk," ajak Aqilla kepada Vania dan juga Davira. Sebenarnya ia sudah menyelesaikan semua tugas yang di berikan oleh Bu Rima kemarin malam. Ia hanya ingin mencari alasan saja karena merasa sangat malas jika harus ribut bersama Agatha dan teman-temannya itu.
"Di mana teman lo satu lagi?" tanya Agatha saat Aqilla, Vania, dan juga Davira baru saja akan masuk ke dalam kelas mereka.
"Pentingnya buat kita apa? Kalau sampai kasih tahu lo soal keberadaan Nafisha," cetus Aqilla melempar minuman yang ada di genggaman tangannya. Hingga masuk ke dalam tempat sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kelakuan lo semakin lama semakin ngelunjak ya ternyata," sindir Aleta berdiri tepat di samping tubuh Agatha.
"Kenapa? Lo merasa terganggu sama kelakuan gue?" sahut Aqilla.
"Asalkan lo tahu ya. Cewek kayak lo itu nggak pernah pantas ada di sini," ujar Febiola menatap sinis ke arah Aqilla. "Lo itu lebih pentas ada di club malam. Lo tahu jadi apa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/215055423-288-k300427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERLAN (END)
RomanceGerlan Mauriz, laki-laki tampan yang terkenal memiliki sifat sedingin es yang selalu menampilkan wajah datarnya. Selama 18 tahun ia menjalani hidup, ia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya terpikat oleh perempuan. Hingga akhirnya waktu it...