****
Siang ini langit tampak begitu cerah dengan matahari yang terus menyinarkan sinarnya untuk menerangi bumi. Tapi perlahan demi perlahan air hujan pun mulai turun membasahi permukaan tanah dan juga tanaman yang ada. Siapa yang menyangka jika langit yang sebelumnya terlihat begitu cerah kini bisa menurunkan rintikan hujan.
Sebuah motor besar terlihat berhenti tepat di depan sebuah gedung tua. Pengendara motor tersebut mulai membuka helm full face yang di pakainya. Hingga memperlihatkan dengan jelas siapa orang itu sebenarnya. Dia adalah Dava, sang ketua Refour yang sudah beberapa hari ini tidak pernah datang ke basecamp.
Dava mulai turun dari atas sepeda motornya berjalan perlahan masuk ke dalam gedung tua itu. Tanpa menghiraukan pakaiannya yang sudah terlihat mulai basah. Akibat terkena guyuran air hujan sejak dalam perjalanan menuju ke tempat ini.
Beberapa anggota Refour yang memang sedang berada di dalam basecamp. Dengan refleks menoleh ke arah pintu masuk gedung. Saat tidak sengaja mendengar suara langkah kaki seseorang yang semakin lama semakin terasa mendekat.
"Bang Dava," celetuk salah satu dari mereka seraya bangkit dari posisi duduknya.
"Yang lainnya nggak perlu ikut berdiri," sela Dava sebelum teman-temannya itu berhasil bangkit dari posisi duduk mereka masing-masing. Untuk ikut menyambut kedatangannya.
Dava melangkahkan kakinya mendekat ke arah laki-laki yang hanya berdiri seorang diri itu. Dengan senyum kecil yang terbit di kedua sudut bibirnya.
"Gimana keadaan Refour. Selama gue sibuk beberapa hari ini?" tanya Dava menyambut hangat uluran tangan Aksa padanya.
"Refour baik-baik aja. Begitu juga kita sebagai anggotanya."
"Bagus." Dava melepaskan kembali uluran tangan Aksa lalu menyuruh laki-laki itu untuk duduk di tempatnya semula. Sedangkan ia duduk di salah satu kursi kosong yang berhadapan langsung dengan teman-temannya.
"Sebelumnya sorry Bang, kalau gue terlalu ikut campur sama urusan lo. Tapi kenapa akhir-akhir ini lo jarang banget kumpul sama kita?" tanya salah satu dari anggota Refour kepada Dava, yang sedang sibuk memainkan ponsel yang ada di genggaman tangannya.
Dava yang mendengar suara itu seketika saja langsung mengangkat sedikit kepalanya. Melihat siapa orang yang baru saja berbicara dengannya tadi. Kemudian menaruh ponsel miliknya ke atas meja.
"Banyak urusan yang harus gue kerjakan akhir-akhir ini. Jadi sorry kalau gue jarang kumpul sama kalian di basecamp," jelasnya.
Beberapa hari ini Dava memang jarang sekali ikut berkumpul bersama anggota Refour. Karena ia harus mengurusi cafe serta kantor milik keluarganya yang membuat ia sulit untuk memiliki waktu luang. Terlebih lagi sampai detik ini Elvina belum juga pulang dari luar kota.
****
Nafisha keluar dari dalam kelasnya seorang diri. Dengan membawa beberapa lembar kertas di tangan kanannya. Saat ini ia terpaksa harus pergi ke tempat fotocopy yang berada di depan SMA Pelita Bangsa. Karena mesin cetak yang ada di dalam ruangan TU sedang rusak dan baru akan di perbaiki nanti. Sedangkan kertas-kertas yang ada di tangannya saat ini. Harus segera ia bagikan kepada murid-murid di kelas XI IPA 3.
"Nafisha!" panggil seseorang membuat sang pemilik nama itu langsung menoleh ke belakang. Melihat sosok Aqilla, Vania, dan juga Davira yang sedang berjalan cepat menuju ke arahnya."Kenapa?"
"Lo serius nggak mau kita anterin?" tanya balik Davira. Pertanyaan itu lah yang sejak tadi ia lontarkan kepada Nafisha bahkan saat mereka masih berada di dalam kelas. Namun Nafisha terus saja menolak untuk mereka temani.

KAMU SEDANG MEMBACA
GERLAN (END)
RomanceGerlan Mauriz, laki-laki tampan yang terkenal memiliki sifat sedingin es yang selalu menampilkan wajah datarnya. Selama 18 tahun ia menjalani hidup, ia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya terpikat oleh perempuan. Hingga akhirnya waktu it...