Part 10. Anggota baru

1.8K 124 6
                                    

****

Gerlan menghentikan laju motornya tepat di depan sebuah gedung tua. Memperhatikan situasi di sekitarnya dan malihat ada banyak sekali motor-motor besar yang terparkir di sana.

Gerlan segera beranjak turun dari atas sepeda motornya. Berjalan perlahan masuk ke dalam gedung tua itu tanpa keraguan sedikitpun.

"Datang juga lo akhirnya," sambut Dava ketika melihat kehadiran Gerlan di sekitar mereka. Ia langsung bangkit dari posisi duduknya untuk menghampiri laki-laki itu.

Semua orang yang ada di sana terus memperhatikan Gerlan dari atas sampai bawah. Tapi sepertinya yang sedang di perhatikan hanya bersikap biasa saja dengan tampilan wajah datarnya.

"Mereka semua anggota Refour" jelas Dava seraya merangkul pundak Gerlan menggunakan salah satu tangannya.

"Cuma segitu doang anggota geng lo?" seru Gerlan memperhatikan sekitar 20-30 laki-laki yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini.

Dava menggeleng. "Yang ada di sini cuma sebagiannya. Kalau lo mau liat semua anggota Refour gue bisa minta Kevin buat mehubungi mereka semua," sahutnya nawarkan.

"Gue nggak butuh." Dava mengangguk singkat. Ia mengajak Gerlan untuk duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Sekalian ia juga ingin mengenalkan laki-laki itu kepada teman-temannya.

"Kenalin dia Gerlan. Calon anggota baru kita," ucap Dava berdiri tepat di samping Gerlan yang sudah duduk di kursinya.

"Salam kenal bro," ucap Reno mewakili mereka semua yang ada di dalam gedung tua itu. Sedangkan Gerlan hanya mengangguk singkat tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari dalam mulutnya.

"Apa yang mau lo tanyain ke gue?" tanya Dava ikut mendudukkan tubuhya di kursi yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempat laki-laki itu.

"Gue mau bicara sebentar sama dia," ucap Dava kepada teman-temannya membuat mereka semua mengangguk dan langsung membubarkan diri masing-masing. Meninggalkan Dava dan Gerlan berdua di dalam gedung.

Gerlan sempat memperhatikan mereka semua yang sedang berjalan keluar. Kemudian kembali mengalihkan pandanganya ke arah Dava. "Gue mau dengar secara detail jawaban lo yang kemarin," ujarnya.

"Soal Pram yang selalu ngejar-ngejar Adik gue?" tanya Dava di balas sebuah anggukan cepat oleh Gerlan.

"Gue yakin ceritanya bakal jadi panjang kalau gue jelasin semuanya secara detail ke lo. Jadi sekarang gue bakal jelasin secara singkatnya."

"Dulu gue sama Pram baik-baik aja kita dekat selayaknya teman baik. Tapi setelah gue putus sama Adiknya tiba-tiba saja dia berubah. Dia jadi benci sama gue," tutur Dava.

"Sampai sekarang dia selalu menganggap kalau Adiknya pergi keluar negeri dan ninggalin dia itu karena gue. Tapi sebenarnya itu salah Fany pergi keluar negeri buat terusin sekolahnya di sana. Dan kita juga putus secara baik-baik," ungkap Dava.

"Tunggu. Jadi selama ini Pram pikir Fany pergi keluar negeri gara-gara sakit hati di putusin sama lo?" potong Gerlan.

"Iya."

"Mantan pacar lo itu sudah coba buat jelasin semuanya ke Pram?" tanyanya lagi.

Dava mengangguk. "Tapi Pram tetap benci sama gue."

GERLAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang