Part 26. Cuek

799 72 5
                                        

****

Gerlan mendudukkan tubuhnya di kursi panjang berwarna putih yang ada di taman belakang sekolah. Hari ini ia berniat untuk membolos pelajaran sampai bel istirahat berbunyi sekitar dua jam lagi. Sejak tadi ia terus kepikiran tentang Nafisha, karena itulah ia memilih untuk bolos pelajaran. Daripada ia tidak bisa konsen sama sekali saat berada di dalam kelas.

Gerlan bangkit dari posisi duduknya untuk merogoh saku celana bagian depannya. Sejak tadi ia merasa ada yang mengganjal di dalam saku celananya itu. Dan benar saja ia tidak sengaja menemukan sebuah bungkus rokok dari dalam sana. Ia membuka bungkus rokok itu lalu melihat isinya yang tinggal tersisa satu.

Pandangan Gerlan tidak sengaja jatuh pada sebuah pematik api yang tergeletak begitu saja di bawah pohon. Ia mengambil pematik api itu kemudian kembali mendudukkan tubuhnya di kursi. Kebetulan sekali saat ini ia sedang merasa sangat stress. Dan menemukan sebuah bungkus rokok dari dalam saku celana abu-abunya. Serta pematik api yang sepertinya sengaja di sembunyikan oleh murid SMA Pelita Bangsa.

Gerlan menaruh puntung rokok itu di antara bibir bawah dan juga bibir atasnya. Dengan pematik api yang berada di genggaman tangan kanannya. Namun saat ia ingin menyalakan rokok itunsebuah kejadian beberapa bulan yang lalu tidak sengaja terlintas di pikirannya. Saat Nafisha berbicara jujur kepada Davira. Jika dia sangat benci dengan laki-laki perokok.

Flasback On

Saat itu Gerlan sedang berjalan seorang diri di sekitar koridor kelas XI. Dan sialnya ia merasa ingin buang air kecil detik itu juga. Karena terlalu malas untuk menahanya sampai di toilet kelas XII. Ia terpaksa meminjam toilet milik kelas XI yang kebetulan saja saat itu jaraknya lumayan dekat dari posisinya.

Setelah selesai dengan urusannya ia langsung keluar dari dalam toilet. Namun tepat saat ia ingin melewati toilet perempuan, ia tidak sengaja mendengar sebuah obrolan dari dalam sana.

"Tipe cowok idaman lo kayak gimana sih?" tanya seorang perempuan yang sepertinya sedang bertanya kepada temannya.

"Tipe cowok idaman gue 90% hampir sama kayak cewek-cewek di luar sana." Gerlan yang sebelumnya berniat untuk pergi dari tempat itu langsung mengurungkan niatnya. Ketika mendengar suara lembut yang membalas pertanyaan itu.

Gerlan menyandarkan tubuhnya di dinding putih yang membatasi antara toilet perempuan dan juga toilet laki-laki. Sesekali ia pura-pura menyibukkan dirinya dengan membenarkan tataan seragamnya. Saat melihat ada beberapa Adik kelas yang akan melintas di hadapannya.

"Apa yang paling lo benci dari cowok?" tanya Davira kepada Nafisha yang sedang sibuk membenarkan tataan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. Di depan cermin besar yang ada di hadapannya.

"Kalau dia merokok. Karena dari dulu gue sama sekali nggak suka sama cowok perokok." Nafisha membalikkan tubuhnya menjadi menghadap ke arah Davira yang sejak tadi berdiri di belakangnya.

Tepat setelah mendengar ucapan itu kedua sudut bibir Gerlan tiba-tiba saja tertarik ke atas. Membentuk sebuah senyum tipis yang mungkin hanya ia saja yang bisa menyadarinya.

Dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana. Gerlan pergi meninggalkan tempat itu berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya.

"Dan ada satu hal lagi yang bikin gue benci sama cowok," ucap Nafisha menyandarkan tubuhnya pada wastafel yang berada di belakangnya.

"Apa?"

"Kalau dia bergabung jadi salah satu anggota geng," ungkap Nafisha.

Tidak berselang lama setelah itu. Mereka berdua keluar dari dalam toilet secara berdampingan. Berjalan menuju kantin untuk menemui kedua teman mereka yang sudah terlebih dahulu berada di sana.

GERLAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang