Pintu Ballroom yang berada di sisi kanan tiba-tiba saja terbuka begitu lebar. Menampilkan pria dan wanita yang sedang menjadi sepasang pengantin. Dengan jas serta gaun mewah yang menempel sempurna di tubuh masing-masing.
Semua yang ada di dalam ruangan seketika saling bersorak dan juga bertepuk tangan. Ketika melihat Dava dan Fany yang sedang berjalan melewati karpet putih yang membentang jauh ke depan. Seraya melambaikan salah satu tangan mereka ke arah para tamu undangan.
Para anggota Refour serta Nevar juga terlihat sedang berjaga di beberapa titik tempat yang ada di sana. Menjaga keamanan jalannya acara pernikahan yang sedang berlangsung hingga nanti selesai. Mereka semua tampak berpenampilan rapih dengan memakai jas hitam serta celana bahan yang berwarna senada. Benar-benar sangat jauh berbeda dari penampilan mereka pada hari-hari biasanya.
"Naf, Lo lihat deh cowo yang berdiri di sana genteng banget," puji Bela sambil memperhatikan sosok laki-laki, yang saat ini sedang berdiri di dekat tanaman bunga berukuran besar yang berada di pojok ruangan.
Nafisha yang mendengar ucapan itu langsung mengikuti arah pandang Bela. Dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa orang yang sedang di bicarakan ternyata adalah kekasihnya sendiri.
Gerlan, laki-lagi itu memang terlihat sangat tampan ketika menggunakan setelah jas yang sama seperti teman-temannya. Terlebih lagi saat ini dia juga berdiri dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku celana.
"Nafisha! Lo mau ke mana?" tanya Bela sedikit hati-hati seraya memperhatikan situasi di sekitarnya yang masih ramai oleh para tamu undangan.
Sedangkan Nafisha sama sekali tidak menghiraukan soal itu. Dia tetap berjalan melewati para tamu menuju tempat di mana Gerlan berdiri. Dengan sepatu heels tinggi yang membalut kaki jenjangnya. Jangan lupakan kedua tangannya yang sibuk mengangkat bagian bawah gaunnya. Agar tidak sampai terjatuh dan mempermalukan diri sendiri.
"Hai Kak." Gerlan menoleh ketika merasakan ada seseorang yang sedang berbicara padanya. Dan melihat sosok Nafisha yang entah sejak kapan sudah berdiri tidak jauh darinya. Dengan senyum lebar yang menghiasi wajah cantiknya.
"Gue pikir tadi bukan lo," ucap Gerlan menggerakkan salah satu tangannya untuk merangkul pinggang Nafisha. Serta menyuruh perempuan itu agar lebih dekat dengannya.
"Kalau bukan aku, siapa?"
"Bidadari," bisik Gerlan di samping telinga Nafisha, yang berhasil membuat kedua pipinya memerah padam setelah sebelumnya juga sempat di pakaikan bluse on.
"Sudah jadi tukang gombal ya sekarang," ejek Nafisha menepuk pelan dada kiri Gerlan menggunakan telapak tangannya.
Gerlan tampak menggeleng pelan. Lalu menyandarkan kepala Nafisha di dekat pundaknya. Bersama-sama menikmati acara pernikahan yang sedang berlangsung di depan sana.
"Kalau nanti gue minta lo buat berdiri di sana sama gue. Lo harus siap dan nggak boleh nolak," cetus Gerlan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Dava dan juga Fany, yang sedang sibuk menyambut para tamu undangan mereka.
"Gimana kalau aku belum siap?" tanya Nafisha memperhatikan wajah Gerlan dari posisinya sekarang. Lihatlah laki-laki itu jauh lebih tampan saat di lihat dari bawah. Terlebih lagi hidung mancung serta rahang tegasnya yang kini terpampang nyata.
"Gue bakal tunggu lo sampai siap."
"Tapi ternyata kita nggak berjodoh. Apa yang mau Kak Gerlan lakuin."
"Apapun pasti gue lakuin. Kalaupun itu harus ngebunuh cowo yang berani ngerebut lo dari gue," balas Gerlan menatap tepat di kedua mata Nafisha. Posisi saat ini benar-benar membuat jantung mereka berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215055423-288-k300427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERLAN (END)
RomanceGerlan Mauriz, laki-laki tampan yang terkenal memiliki sifat sedingin es yang selalu menampilkan wajah datarnya. Selama 18 tahun ia menjalani hidup, ia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya terpikat oleh perempuan. Hingga akhirnya waktu it...