Part 7. Pacar?

2.3K 133 11
                                    

****

Nafisha berjalan melewati koridor panjang yang ada di depannya. Koridor ini terlihat begitu ramai dengan murid kelas XI yang berdiri di sisi kanan serta kiri koridor. Semua pandang mata yang ada di sana seketika langsung tertuju ke arahnya. Tepat pada saat ia lewat di depan mereka. Namun Nafisha tetap melanjutkan jalannya. Tanpa menghiraukan mereka semua yang sedang memperhatikannya begitu intens.

"Nafisha!"

Aqilla, Vania, dan Davira berlari menghampiri Nafisha yang baru saja akan masuk ke dalam kelas mereka. Nafisha tampak menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu. Menoleh ke arah ketiga temannya dengan tatapan bingung.

"Kalian bertiga ngapain lari-larian kayak gitu?"

"Bentar, gue mau nafas dulu." Aqilla tampak menundukkan kepalanya dalam. Salah satu tangannya bergerak menyentuh dadanya yang terasa lumayan sesak.

"Naf, gue yakin setelah ini lo bakal kena masalah," ujar Vania membuat Nafisha menatapnya dengan alis yang saling bertautan satu sama lain.

"Ada apa sebenarnya?"

"Nih, lo bisa lihat sendiri." Davira memberikan ponsel yang ada di genggaman tangannya kepada Nafisha yang langsung di terima olehnya. Nafisha memperhatikan dengan jelas foto yang tertera di layar ponsel itu. Kemudian menoleh terkejut ke arah teman-temannya.

"Lo bertiga dapat dari mana foto ini?"

"Kita nggak tahu persis gimana awalnya. Tapi yang jelas foto itu sudah ke sebar ke semua murid yang ada di sekolah ini," jelas Davira.

"Jadi itu beneran lo yang lagi di peluk sama Kak Gerlan?" tanya Vania masih merasa tidak percaya.

Nafisha mengangguk perlahan. Kembali memperhatikan foto dirinya yang sedang di peluk oleh Gerlan di dalam layar ponsel itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika kejadian kemarin akan di ketahui oleh orang lain. Bahkan sampai di abadikan dan di sebar ke banyak orang.

"Jangan-jangan karena foto ini juga. Gue sampai di lihatin banyak orang di koridor," gumam Nafisha begitu pelan.

"Setelah ini gue yakin. Lo bakal jadi bahan gosip tiga angkatan kita sekaligus," celetuk Aqilla.

"Itu sudah pasti." Nafisha menyerahkan kembali ponsel yang ada di genggaman tangannya kepada pemiliknya.

"Tapi sekarang masalahnya bukan itu. Lo kenal kan sama Kak Agatha?" tanya Davira.

"Siapa juga yang nggak kenal sama Kak Agatha," sahut Nafisha pertama kali ia menginjakan kaki di SMA Pelita Bangsa. Agatha lah Kakak kelas yang pertama kali mencuri perhatiannya. Bukan hanya karena kecantikan yang di miliki oleh perempuan itu. Tapi juga karena penampilannya yang sangat berbeda dari kebanyakan murid-murid di sekolah.

"Berarti seharusnya lo tahu rumor tentang dia sama Kak Gerlan kayak gimana?" sambung Vania.

Nafisha menggeleng. "Kalau itu gue nggak tahu."

"Lo cantik-cantik kudet ya ternyata," ejek Aqilla tidak habis pikir.

Sedangkan Nafisha yang mendengar hal itu hanya menyengir tanpa dosa.

"Kak Agatha sama Kak Gerlan kenapa? Mereka berdua pacaran?" tanya Nafisha. Aqilla, Vania, dan Davira seketika saling menatap satu sama lain. Kemudian kembali melihat ke arah Nafisha yang sudah terlihat sangat penasaran.

"Kalau masalah itu. Lebih baik lo tanya sendiri aja sama orangnya," sahut Aqilla seraya tersenyum penuh arti.

"Tapi saran gue. Mulai hari ini lo harus lebih hati-hati sama yang namanya Kak Agatha," tambah Davira.

GERLAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang