****
Dava keluar dari dalam rumahnya sambil sedikit berlari. Menaiki sepeda motor miliknya yang terparkir di halaman depan rumah. Dan langsung melajukan motor itu dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat.
Tidak butuh waktu lama bagi Dava untuk sampai di tempat tujuannya. Ia segera memarkirkan motornya di depan sebuah gedung tua berukuran besar yang masih terlihat begitu kokoh. Dengan langkah cepat Dava segera masuk ke dalamnya. Dan melihat ada beberapa orang yang sudah menunggunya sejak tadi di sana.
"Datang juga lo," ujar Reno memperhatikan Dava yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka berlima.
Dava mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di sana. Melempar begitu saja ponsel miliknya ke atas meja yang berada tepat di hadapan teman-temannya. Hingga menimbulkan suara yang cukup keras di sekitar mereka.
"Pram sudah mulai beraksi lagi kali ini," ujar Dava wajahnya terlihat seperti orang yang sedang menahan sebuah amarah.
Reno, Arion, Kevin, Putra, dan Ryan memperhatikan ponsel milik Dava yang berada di atas meja. Ponsel itu terlihat masih menyala dengan tampilan chat dari seseorang di layarnya.
Pram ketua Nevar : Gimana kabar lo? Masih ingat sama gue? Pram Parviz Matteo ketua Nevar sekaligus musuh bebuyutan lo.
Pram ketua Nevar: Gue tunggu lo sama temen-temen lo di tempat biasa sekarang. Jangan coba-coba buat menghindar dari gue atau Nafisha yang bakal terima konsekuensinya.
"Nggak ada cape-capenya dia cari masalah sama Refour," celetuk Putra mengelengkan kepalanya beberapa kali seraya berdecak keheranan.
"Pram nggak bakal pernah menyerah buat cari masalah sama kita. Sebelum gue serahin Nafisha ke dia," ucap Dava memandang lurus ke depan. Sampai kapan pun juga ia tidak akan pernah menyerahkan Nafisha kepada ketua geng seperti Pram.
Refour sengaja di bentuk oleh Ayah Dava, Dylan Adhitama. Sejak dia masih mendudukki kelas VIII SMP. Geng ini dulunya sangat terkenal di kalangan para pelajar begitu pun dengan masa sekarang. Saat Dava sudah mengambil alih Refour dan menjabat sebagai ketua.
Sebenarnya Refour sudah hampir saja bubar ketika Dylan meninggal dunia akibat kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu. Tapi Dava memutuskan untuk segera mengambil alih geng ini tanpa sepengetahuan Elvina maupun Nafisha.
"Jadi sampai sekarang dia masih mengharapkan Nafisha? Dia pikir Adik lo mau kali ya sama dia," celetuk Arion.
"Jangankan sama Pram. Sama gue aja yang notebenya anak baik-baik belum tentu Nafisha mau," timpal Putra yang langsung di balas dengan toyoran kepala oleh teman-temannya.
"Sudah beberapa tahun gue kenal sama lo. Nggak ada tuh sikap baik yg lo tunjukin ke gue," ungkap Ryan merasa tidak sependapat.
"Ada. Tapi lonya aja yang lupa," balas Putra sibuk mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.
"Tunggu, bukannya si Pram lagi di luar negeri. Kenapa bisa tiba-tiba ada di sini?" tanya Reno, ia menaikkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Menyandarkan tubuhnya di kursi dengan pandangan yang menatap lurus ke depan.
"Gue juga nggak tahu soal itu," balas Dava. "Tapi yang jelas mulai hari ini gue harus lebih ekstra buat jagain Nafisha. Karena gue yakin Pram pasti bakal cari Nafisha ke mana pun."

KAMU SEDANG MEMBACA
GERLAN (END)
RomanceGerlan Mauriz, laki-laki tampan yang terkenal memiliki sifat sedingin es yang selalu menampilkan wajah datarnya. Selama 18 tahun ia menjalani hidup, ia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya terpikat oleh perempuan. Hingga akhirnya waktu it...