*Play the song 👏
"Jaemin-ssi."
Jaemin tidak menyangka kalau lagi-lagi Jeno berada di atap, menunggu dengan dua kotak bekal tertumpuk di sebelahnya. Belum cukup saat pagi hari ia hampir terkena serangan jantung karena disapa laki-laki itu dengan ramah saat memasuki kelas. Menimbulkan lirikan dan gumaman dari anak-anak lain di sekitar mereka.
Lee Jeno hanya menyapa ketika ia disapa duluan.
"Kenapa kau seperti patung begitu? Sini," Jeno menepuk-nepuk lantai semen. Persis seperti kemarin.
"Temani aku makan siang!" Titah Jeno. Tidak serius karena senyum manis terpatri di bibirnya.
Manis sekali. Jaemin takut kena diabetes kalau terus melihatnya.
Mimpi apa ya Jaemin semalam? Kenapa sesuatu yang terkadang ia bayangkan terjadi juga saat ini?! Mungkin hidup mulai memberikan kebaikan dan keberuntungan yang ia sembunyikan selama ini?
Jeno tersenyum senang lalu mengulurkan sebuah kotak bekal kepada Jaemin yang duduk di sebelahnya dengan perlahan.
Begitu kotak hitam itu dibuka terpampanglah nasi berbumbu yang digulung oleh irisan bacon, tiga buah telur puyuh yang dihias seperti anak ayam dengan wijen hitam dan potongan wortel, serta brokoli rebus, tomat ceri, kimchi, dan acar lobak sebagai tambahannya.
"Lucu sekali!" Jaemin ternganga. Kimbapnya ia letakkan begitu saja di atas lantai kasar itu. Ia menatap Jeno serius, "kau yang membuatnya?"Jeno mengernyit dalam melihat isi kotak makan itu. Ia membuka miliknya dan terpampanglah isi yang sama. Bahkan ada nasi kepal yang dibentuk seperti anak anjing di dalamnya. Jeno mengangkat kotak bekal itu dan ada sesuatu yang menempel di bawahnya. Sebuah post it berwarna merah muda.
Selamat makan siang, Tuan Muda
- Irene
"Benar kau yang membuatnya kan? Tidak kusangka seleramu imut sekali," kekeh Jaemin, "boleh kumakan?"Jeno melepas post it itu. Ia tempelkan pada jidat Jaemin -laki-laki itu mengaduh kencang- baru menyerahkan sepasang sumpit padanya.
"Aku tidak bisa masak," aku Jeno sambil mengunyah. Baru kali ini ia minta dibuatkan makan siang oleh Irene dan yang ia dapat adalah bekal kekanakan seperti ini. Meski rasanya sangat enak tapi Jeno tidak suka diperlakukan seperti balita.
"Oh! Siapa itu Irene?" Tanya Jaemin sambil membolak-balik potongan kertas berwarna merah muda di tangannya. Tulisannya cantik, meliuk-liuk apik.
"Pemban- maksudku asisten rumah tangga di rumahku."
Jaemin mengangguk-angguk mengerti. Ia memasukkan satu gulungan nasi itu ke mulutnya. Baru beberapa kali mengunyah dan ia merasa baru saja memakan makanan terenak di dunia. Gurih dan manis berpadu sempurna memanjakan indra perasanya. Tekstur renyah asin daging bercampur serta berkolaborasi dengan nasi yang lengket dan pulen. Potongan mini wortel, daun bawang, dan berbagai bumbu terasa manis di dalamnya, menimbulkan rasa ingin mengecap dan melahap lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanfictionDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...