Diantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme'
Warning ⚠️:
-B x B
-TOP! JAEMIN
-BOTTOM! JENO
- Mature Explicit Content
- ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...
Haechan menunduk pada laki-laki yang berbaring santai di atas pahanya itu. Sibuk menonton drama kriminal yang sedang hype-hypenya karena si pemeran utama tampan yang berperan sebagai mafia dari Italia.
"Beli sendiri!"
"Ayolah~" Jeno mengalihkan pandang pada Haechan, "uangnya kuberikan. Kau bebas membeli apapun yang kau mau."
Haechan melirik jam dinding. Jarum panjang dan jarum pendek sudah menyentuh angka sebelas.
"Jam segini biasanya banyak preman berkeliaran. Aku ngeri dipalak."
Jeno mendecak. Mau tidak mau ia beranjak, terpaksa membeli camilannya sendiri. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi meski ia sudah makan malam dengan porsi lebih banyak. Entah kenapa beberapa hari ini Jeno jadi sering lapar. Ia jadi agak curiga namun mengabaikannya karena merasa sehat-sehat saja.
"Ya sudah. Kau mau sekalian titip apa?"
Haechan tersenyum lebar. Senang karena tidak harus pergi keluar namun tetap ditawari makanan. Kalau sudah begitu pasti akan Jeno belikan tanpa meminta uang padanya. Memang saudara kembarnya yang terbaik.
"Flamin' Hot Cheetos."
"Itu saja?" Jeno mulai melangkah ke kamarnya untuk mengambil dompet dan jaket.
Haechan mengekor di belakang laki-laki itu. Ia merebahkan tubuhnya santai di atas kasur Jeno, "aku belum selesai-"
"-Choco pie, samyang carbonara, coca cola, dan satu sosis."
"Banyak sekali maumu," Jeno mendengus. Namun tetap beranjak keluar setelah menyentil dahi laki-laki berkulit tan itu, "kau akan segemuk babi jika memakan itu semua dalam semalam."
Haechan hanya mengangkat bahu. Ia memeluk guling Jeno dan tidur-tiduran disana. Menunggu laki-laki itu kembali dari perjalanan singkatnya menuju minimarket tidak jauh dari rumah mereka.
.
"Ini seragamku, mungkin akan sedikit kebesaran di tubuhmu."
Satu paper bag bekas brand roti yang disukai hampir semua orang disodorkan pada Jaemin. Laki-laki yang tengah merapikan cemilan di rak-rak berbaris itu menoleh senang pada laki-laki yang baru datang. Seorang laki-laki yang sangat tinggi dan berwajah tampan dengan senyum jahil mengedipkan sebelah matanya pada Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gomawo Lucas hyung!!" Jaemin memeluk paper bag itu. Ia langsung membawanya ke konter cashier diikuti Lucas.
Laki-laki tinggi itu memakai rompi hijau neonnya dengan malas dan berdiri di samping Jaemin, "maaf aku sedikit terlambat."
"Sama sekali tidak masalah," ucap Jaemin disertai senyum lebarnya, "aku bisa menggantikanmu asal seragamnya sudah kudapatkan."
"Jaemin-ah, sebenarnya untuk apa kau bekerja part time disini? Anak SMA sepertimu seharusnya sekarang belajar saja di rumah atau main game seperti yang lain."