63. I'll be Yours

6.3K 612 139
                                    

*play the song 👏🏻

"Kau mandi saja dulu, biar si Jaeman ini aku yang urus."

"Oke. Aku mandi dulu. Tolong ya?" Jeno langsung menyetujui tawaran Haechan dan berlari kecil ke kamarnya.

Lelehan keringat dan pelumas alaminya sungguh lengket dan membuat gerah, Jeno juga malu karena sedari tadi Haechan menatap bolak-balik selangkangan dan wajahnya sambil menggeleng tak habis pikir.

Lelaki itu seperti habis diberitahu kalau kakaknya ternyata adalah seorang perempuan setelah delapan belas tahun hidup bersama.

Sulit dipercaya.

Haechan menatap nelangsa tubuh besar dan telanjang Jaemin tergolek di atas kasur. Bilangnya saja ia akan urus, tapi Haechan ogah juga meraba-raba laki-laki ini.

Iri dia dengan ukuran sang alpha dan tubuh atletisnya.

Haechan mendengus jengkel lalu duduk di sisi kasur. Ia memeras kain yang mengambang di atas baskom lalu menepuk-nepuk tubuh Jaemin lembut. Dibersihkan sekali lagi dengan seksama sebelum dipakaikan piyama Jeno.

"Ish, ish," keluh Haechan, "penis saja besar, tubuhmu lemah betul seperti tahu."

Tiba-tiba ponsel Haechan berbunyi. Tatapan lesu yang lebih tua seketika berbinar mendapat incoming call dari Renjun.

PLAK

Tanpa sadar ia melemparkan lap basahnya ke wajah Jaemin dan sibuk dengan ponselnya.

Jemari Jaemin berkedut menerima perilaku kurang ajar itu, hanya saja Haechan tidak menyadarinya.

"Yeoboseyo, princess?" Sapa Haechan iseng.

"P-princess kepalamu!" Bentak Renjun. Entah kenapa laki-laki itu tergagap salah tingkah. "Mana bagian pekerjaanmu?! CEPAT KIRIM!"

"Aku sudah kirim?"

"Hah? Kapan? Kau salah alamat email ya?!" Tuduh Renjun langsung. Kemudian terdengar click-click pelan, Renjun memeriksa sekali lagi kotak masuk, spam, dan sampah emailnya.

"Coba kau cek lagi."

"Tidak ada, bodoh!"

"Apa aku mengirimnya dalam mimpi ya?" Gumam Haechan.

"YA! JANGAN CARI ALASAN! CEPAT KIRIM SEKARANG JUGA!"

"Oke, sayang, tunggu ya."

Renjun tersedak air liurnya sendiri. "S-sayang?! Orang gila!"

PIP

Sambungan dimatikan setelah terdengar umpatan salah tingkah yang belum selesai dilontarkan.

Haechan terkekeh senang, menggodai Renjun itu sangat menyenangkan. Reaksinya fresh, sangat menggemaskan. Adiksi yang ingin dilakukannya setiap detik. Haechan sudah kecanduan dan pro dalam hal goda menggoda si cilik.

Ia menoleh kembali pada Jaemin dan langsung meringis, amat merasa bersalah. Dengan telunjuk dan ibu jari ia angkat lap basahdi wajah Jaemin. Tetesan-tetesannya menghujani sang alpha deras, semakin membuatnya lepek dan kacau.

"Ups, maaf."

Haechan melemparkan lap itu ke baskom lalu beranjak berdiri. Ia menuju lemari dan mengambil selimut tebal. Upaya tergesa-gesa untuk menipu Jeno bahwa ia sudah selesai dengan tugasnya membersihkan Jaemin sampai licin tanpa noda.

Haechan menyelimuti Jaemin sebatas leher kemudian menepuk-nepuk kepalanya bagai anak kecil. "Selamat malam Jaeman. Maaf ya, aku punya prioritas yang lebih penting dibanding mengelapi penis dan pahamu."

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang