*Play the song 👏
Tinju
Olahraga yang dilakukan di atas ring oleh dua orang dengan sarung kulit empuk menyelimuti kepalan tangan. Olahraga fisik yang berdasar pada pukulan dan menunjukkan kekuatan serta ketangguhan.
Dan disinilah Jaemin. Berada di dalam sebuah gym, tepatnya berada di atas ring. Melongo menatap Jeno dengan kaus tanpa lengan putihnya yang sibuk memakai sarung tinju berwarna merah dan memutar pergelangan tangan. Pemanasan.
"Apa yang kau tunggu? Pakai sarungnya," suruh laki-laki itu.
"Jeno-ya aku tidak bisa tinju," ucap Jaemin. Ia masih saja berdiri kaku dengan tali tas melorot di bahu sebelah kanannya, memegang canggung sepasang sarung tinju berwarna biru yang Jeno berikan.
"Pukul asal saja. Aku hanya mau tahu seberapa besar kekuatanmu."
Jaemin meneguk ludah. Meski ragu akhirnya ia menaruh tasnya ke pojok ring lalu mencoba memakai sarung tinju tebal itu.
"Tidak bisa ya?" Jeno mendekati Jaemin yang terlihat kesulitan. Ia menengok pada Haechan yang sibuk mengemil sambil menatap mereka dari pinggir ring. Menyandar pada tali elastis, raut tak tertarik terlihat jelas di wajahnya.
"Chan."
Haechan melengos malas. Tanpa dikatakan pun ia tahu Jeno menyuruhnya untuk membantu Jaemin memasang sarung tinjunya.
"Apa yang akan kau berikan padaku?" Tanya laki-laki berkulit tan dan rambut cokelat gelap itu.
"Apa yang kau mau?"
"Belum kupikirkan, tapi kau janji akan mengabulkannya?"
Jeno mengangguk. Ia mengambil pelindung kepala berwarna merah lalu memasangkannya pada kepala Jaemin dengan hati-hati. Raut serius itu lagi-lagi membuat Jaemin terpesona. Kaitannya Jeno biarkan terlepas, menunggu Haechan untuk memasangkannya.
"Kau tidak pakai?" Tanya Jaemin heran. Ia memiringkan kepalanya untuk melihat Jeno di balik tubuh Haechan namun kepalanya dibenarkan oleh sang adik kembar.
"Diam dulu," suruh Haechan.
Setelah selesai mengaitkan pelindung kepala itu Haechan melepas sarung tinju yang setengah terpakai di kepalan tangan Jaemin. Ia mengambil kain panjang berwarna putih sisa dipakai Jeno lalu melilitkannya pada telapak tangan Jaemin. Barulah sarung tinju dipasang menyelimuti kepalan tangan sang alpha. Untuk mencegah bergesernya dan melindungi urat serta otot laki-laki itu.
"Buka mulutmu," suruh Haechan lagi.
"Untuk ap- hmph-"
Haechan memasukkan paksa pelindung gigi transparan ke dalam mulut Jaemin. Mengabaikan protesan bingung yang disuarakan alpha itu.
"Kau harus pakai ini. Tinjuan Jeno tidak main-main. Aku tidak mau memunguti gigi dan mengelapi bekas darahmu."
DEG
Jaemin menelan ludah mendengar perkataan santai Haechan. Semakin menelan ludah melihat seringai yang Jeno tujukan padanya. Laki-laki itu mengangkat kedua alis, merentangkan tangannya memberi kode Jaemin untuk datang padanya. Menantang sang dominan untuk bergelut dengannya.
"Good luck, bro," Haechan menepuk-nepuk pundak Jaemin. Berpura-pura mengusap air mata di sudut matanya. Iris yang berputar ke atas menatap langit-langit itu menambah sikap berlebihannya.
.
Haechan benar.
Pukulan Jeno tidak main-main kuatnya. Satu kali menyentuh pipinya Jaemin hampir huyung terduduk dengan pantat terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanfictionDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...