*play the song 👏🏻
"Aku pesan satu porsi tteokbokki tanpa daun bawang. Berikan setengah telur rebus setengah matang, tujuh potong odeng dan dua belas kue beras. Sausnya kurangi sedikit lalu tambah satu corndog, half chizeu half sosis ya dibalut potongan kentang dadu, goreng sampai kuning keemasan dan renyah tapi jangan terlalu berminyak dan-
BRUK
Doyoung terlonjak kaget. Hampir saja ponsel yang dimainkannya meluncur mulus ke lantai.
"Tulis saja sendiri, cerewet!" Taeyong menunjuk notes kecil yang ia banting di atas meja lalu mengambil tangan Doyoung dan meletakkan pulpennya disana.
Ia melipat tangannya di depan dada, jengkel luar biasa. Sudah kedai sangat ramai, laki-laki ini pesanannya rumit sekali. Tolong tahu diri, kepalanya pusing sekali daritadi melayani beberapa pelanggan yang berisik dan datang bergerombol.
"Hah?!" Doyoung meletakkan ponselnya pelan-pelan ke meja. Heran melihat musuh bebuyutannya ini malah berdiri di depannya dengan celemek hitam terikat di pinggang.
"Kau sudah tidak jadi supir lagi? Ya ampun, kasihan sekali malah jadi pelayan kedai begini," iba Doyoung. Ia menekan tombil di pangkal lalu mulai mencatat pesanannya dengan rinci dan cepat, sesekali mendongak kasihan pada Taeyong.
"Aku punya kenalan di sebuah firma yang lumayan bagus. Nanti kuberikan nomor teleponnya meski aku tidak yakin kau akan diterima."
Notes yang Doyoung serahkan direbut kasar. Taeyong menyipit, tersinggung dengan perkataan laki-laki itu.
"Tidak usah repot-repot, urus saja handphonemu yang dihujani notifikasi itu! Pekerjaanmu tidak beres ya?"
Doyoung ternganga, hanya mampu memerhatikan punggung Taeyong yang berjalan cepat merobek kertas dan memberikannya pada Yoona sekaligus menghampiri panggilan seorang pelanggan.
"Dasar kurang ajar!"
Beberapa kali Doyoung mendatangi kedai ini tapi tidak pernah melihat Taeyong. Apa ia pekerja baru? Biasanya seorang remaja laki-laki dengan senyum cerah yang melayaninya di hari libur seperti ini. Namanya... Kalau tidak salah Jaemin? Anak si ahjumma.
Dan... Apa-apaan itu?! Sedetik lalu Taeyong tersenyum ramah dan menggoda seorang pelanggan, lalu kenapa saat membawakan pesanannya raut laki-laki itu masam luar biasa. Piring plastik berwarna hijaunya pun dibanting pelan.
Pelayanan bintang satu. Doyoung tulis review buruk di sosial media baru tahu rasa.
"Apa masalahmu sih? Aku memesan seperti biasa kok!" Gerutu Doyoung. Ia cemberut menusuk kue berasnya brutal dengan garpu, "Tanya saja ahjumma itu!"
Taeyong mengangkat sebelah alis, agak merasa bersalah melampiaskan kekesalannya pada sang jaksa muda. Ia kira Doyoung sengaja mempersulitnya. Mana ia tahu kalau memang pesanan laki-laki itu begitu spesifik dan... Banyak mau.
Taeyong menaruh hormat lebih pada Yoona dan Jaemin. Tahan dan tetap tersenyum ramah melayani pelanggan-pelanggan unik seperti ini. Mental mereka patut diacungi empat jempol.
"Aku tahu rencanamu, jangan lakukan!" Larang Taeyong. Ia cepat-cepat menyeret kursi di depan Doyoung lalu mengeluarkan beberapa permen dari kantong celemek.
"Bisa mati aku kalau Tuan muda tahu. Aku hanya membantu, oke? Hanya bantu, bukan benar-benar bekerja disini. Nih aku beri permen, jangan lakukan apapun itu yang ada di pikiranmu."
"Hanya permen?" Tukas Doyoung tak percaya, "kau kira aku anak kecil?!"
"Lalu?"
"Traktir aku alkohol," gumam Doyoung santai, "temani aku minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanfictionDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...