57. Drip Drop 💦

10.8K 654 137
                                    

*play the song


Wanginya benar-benar seperti Jeno. Serius.

Dari sabun, shampoo, hingga pakaian sang omega, semua Jaemin gunakan dalam sekejap.

Efeknya: ia mulai mabuk berat.

Apalagi kini Jeno bertengger di atas pangkuan, mendusal nyaman pada lehernya. Pinggangnya dipeluk sangat erat dan beban tubuh sang omega menekan paha, hampir mencapai bagian tersensitif dan kebanggaannya.

Benar-benar cobaan yang membuat sang alpha hilang waras.

"Jeno-ya, hmm- tidurlah-"

"Hmmn," gumam Jeno tak jelas. Usai mengendus dan mendusal, semakin menjadi tingkahnya. Ia memepet, menggigit pelan cuping telinga Jaemin membuat sang alpha menggigit bibir menahan geram keenakan.

Jaemin mencengkeram seprai Jeno kuat-kuat dan bernafas satu-satu. Tubuhnya yang sudah dingin sekarang panas lagi. Bisa gila, serius Jaemin bisa gila.

Kepalanya hampir pecah diberondong bisikan-bisikan kotor yang menganjurkannya untuk langsung menyerang tanpa aba-aba.

Tidak sampai disitu Jeno menyapukan bibirnya pada rahang Jaemin, menyusur tanpa melewati tepian menuju bilabial tipis sang alpha. Mengarah ke destinasi utama.

"Je- hmmh~"

Jeno mengecup bibir Jaemin singkat. Lalu mengulumnya bagai permen. Satu tangannya meraba ke atas melewati dada bidang yang lebih muda dan sengaja mengusap-ngusap disana.

Lincah dan nakal, telunjuknya menekan jakun Jaemin yang naik turun gugup. Kemudian menangkup rahang sang alpha dan mencengkeramnya, menginginkan bibir tipis itu terbuka.

"Hmm~" Jaemin berusaha keras untuk tidak membuka mulut dan hanyut pada permainan sang omega. Ia diam saja, sedikitpun tak membalas lumatan Jeno. Namun tangannya gemetaran menahan hasrat dan mencengkeram seprai ranjang Jeno hingga kusut.

Begitu Jeno menjauh sedikit untuk mengambil napas, Jaemin sigap menahan pundaknya demi mempertahankan jarak. Ia bernafas terengah-engah dan berkeringat deras.

Mata Jaemin tertuju pada bibir yang cantik dan mengkilat berlapis saliva. Betapa nikmatnya jika ia cicipi dan gigit sesuka hati bagian manis dan kenyal itu-

"YA!" Jaemin berteriak serta menampar wajahnya sendiri. Ia membungkam bibir Jeno yang mulai mendekat lagi dan menggeleng kalut.

"Jeno-ya! Kau harus aba-aba dan dapat persetujuanku dulu! Kalau aku tiba-tiba kena serangan jantung siapa yang bertanggung jawab?!" Omelnya tanpa sadar.

"Eung?" Gumam Jeno bingung.

Sang alpha melemas menatap kedipan polos dan wajah imut sang omega yang bak tak berdosa.

Sialan. Benar-benar seperti malaikat yang tak sengaja jatuh ke bumi.

Atau sang fallen angel yang sebenarnya pernah menjadi favorit sang pencipta sebelum dibuang dari surga.

"Izin," ulang Jaemin gugup, "kau harus izin padaku seperti aku izin menyentuhmu."

Jeno memiringkan kepala lalu mendorong tangan Jaemin. Raut aslinya terlihat setelah tangan besar itu tidak lagi menutupi bibirnya yang melengkung ke bawah, cemberut.

"Mau," ucapnya akhirnya.

"Mau apa?" Tanya Jaemin was-was.

Jaemin sadar betul kemana arah tatapan sayu Jeno. Kemana lagi kalau bukan ke bibirnya.

Heat tidak hanya membuat omega gila, alpha juga.

"Mau apa?" Ulang Jaemin masih dengan nada yang sama.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang