*Play the song 👏
Jaemin menutup pintu kamar Jeno sepelan mungkin, tidak ingin mengusik laki-laki yang baru saja beristirahat itu.
"So?" Nada penasaran Haechan yang tiba-tiba muncul di belakang mengagetkannya.
"Apanya?"
"Kau lepas kendali?" Tanya laki-laki itu sambil membuat gestur memasukkan telunjuk ke lubang yang terbentuk dari ibu jari dan telunjuk tangan lain.
"Untungnya tidak. Ja-jariku sempat sih, sisanya kupakai dildonya."
Haechan mengangguk-angguk saja. Senyum mesum dan usil tersungging di bibirnya. Ia menggiring Jaemin menuju ruang tamu, menemui sesosok laki-laki yang sudah menunggu sedari tadi di sofa.
Bukan pertama kalinya bertemu tapi tetap saja Jaemin tak bisa merasa santai dan tenang di depan alpha dewasa itu. Aura Lee Seunggi tidak main-main mengerikannya.
"Aku sudah pantau kelakuanmu lewat video," ucap Seunggi tanpa basa-basi. Netra cokelat gelapnya masih saja tertuju pada tablet di tangannya, memutar rekaman yang sengaja dipasang di kamar Jeno secara tersembunyi. Plus perekam suara. Kini memerhatikan putra sulungnya tertidur dengan damai. Seluruh seprai dan pakaian yang basah dan kotor telah digantikan oleh Jaemin.
"Kau cukup pintar mengendalikan diri. Kurasa latihan dengan Seulgi membawa hasil, huh?"
Jaemin ingat betul kali pertama bertemu Seunggi. Ia yang tengah bekerja paruh waktu sebagai kasir minimarket tiba-tiba saja didatangi segerombolan laki-laki berotot kekar dan berpakaian hitam. Ia diculik tepat saat Lucas masuk ke gudang untuk mengecek stok barang.
15 September 2017
Kertas perjanjian dari Jeno terbaring di atas meja kasir. Jaemin tengah memikirkan baik-baik setiap poin yang tertulis di sana.
Hukuman macam apa yang akan Jeno berikan jika ia melanggar? Penjara? Jaemin tidak bisa meninggalkan Bundanya sendirian dan mendekam di sel yang dingin itu.
Lalu apa yang terjadi jika dia tidak menandatanganinya? Pasti Jeno kecewa dan kembali marah padanya.
Lalu apa itu 'omegaisme'? Menulis undang-undang yang terdiri dari puluhan pasal? Bagaimana bisa remaja seperti mereka membuat sebuah aturan yang memengaruhi seluruh tatanan masyarakat seperti itu? Mustahil.
Tapi ia tahu Jeno tak pernah main-main dengan keputusannya. Bahkan lewat surat perjanjian ini, terlihat jelas keseriusannya. Tanda tangannya terlihat ditekan penuh emosi dan ada cap pribadinya.
TRING
"Selamat berbelan-" Jaemin melotot ngeri pada pria bertato yang baru saja masuk langsung meloncati kasir dan membekapnya dengan sapu tangan.
BUG
Sikutannya tidak mempan, laki-laki itu menyelipkan tangannya melewati ketiak Jaemin, menahannya bergerak bebas. Ditambah laki-laki itu tak sendirian, ada sekitar lima orang membawa-bawa pentungan bisbol. Menyeretnya melalui celah sempit kasir yang dibuka paksa.
"HYU-"
Satu yang paling berotot memukul tengkuknya kencang. Perlahan rak-rak yang berjejer rapi itu memburam, titik-titik hitam memenuhi pandangan Jaemin tak peduli kedipan berkali-kali yang ia usahakan. Mulut dan hidungnya kembali ditutupi saputangan yang telah diolesi obat bius, semakin membuat kesadarannya mengawang jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanfictionDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...