*play the song 👏🏻
"Jeno, itu-"
Mata Jaemin membelalak heran karena supermarket baru saja terlewat namun tidak ada tanda-tanda Jeno memelankan laju mobilnya.
"Hm?" Respon Jeno singkat.
Satu tangan yang memegang kemudi menegang, sementara satu tangan lagi yang berada di atas paha refleks terulur ke arah sang alpha karena Jaemin sampai memutar tubuhnya ke belakang sambil menunjuk-nunjuk jendela. Takut kepala laki-laki itu membentur atap kaca karena tingginya.
"Supermarketnya... sudah... lewat..." Ucapan Jaemin semakin memelan melihat bangunan berukuran cukup besar itu ditelan ratusan kendaraan lainnya.
Jeno ikut menoleh sekilas ke belakang. Ia mendengung pelan tanda paham sebelum berujar lembut. "Bukan yang itu. Kita ke supermarket yang ada di mall."
Ah ya. Sekelas konglomerat mana mungkin ke supermarket grosir yang sering ia dan Yoona datangi ya? Jaemin merutuki dirinya sendiri dalam hati.
Pilihan Jeno pastilah jatuh pada supermarket import dengan barang-barang aneh dan harga-harga selangitnya.
Bagi Jaemin, beda beberapa ratus won saja adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Tapi bagi Jeno apalah artinya ratusan won itu? Seperti receh yang tak pernah ia pegang dan hanya lihat di buku.
"Sekalian membeli yang lain Jaemin-ssi," tambah Jeno. "Aku sedang mempertimbangkan untuk potong rambut juga."
"Eung..." Gumam Jaemin sedih.
"Wae?"
Jaemin menggeleng kecil. Ia mengulum bibir menolak menjawab Jeno.
"Wae~?" Tanya Jeno lagi. Dibumbui sedikit aegyo karena dari penglihatan periferalnya ia menyadari tatapan sendu sang alpha.
Jaemin tetap diam. Ia berkedip beberapa kali begitu tangan Jeno mengetuk punggung tangannya. Meminta jawaban secara tersirat.
Akhirnya Jaemin berbisik tidak rela. "Rambut Jeno cantik."
"Cantik?" Tanya Jeno heran. "Jadi tidak boleh dipotong?"
Jaemin diam lagi. Merasa tidak enak sekaligus kaget Jeno begitu cepat memahami maksudnya.
"Begitukah? Tidak boleh dipotong~?"
Gemas. Jaemin menggigit bibir menahan gemas. Tangan Jeno yang berisitirahat di atas tangannya kini ia mainkan. Membelai satu persatu jemari lentik dan panjang Jeno sambil menggumam tidak jelas.
"Kalau aku tidak boleh potong berarti Jaemin yang potong ya?" Tanya Jeno lagi, mengetes.
Ia menginjak rem tepat saat lampu lalu lintas berganti dari hijau menjadi merah menyala.
Puluhan orang serentak berjalan menyeberangi zebracross, menjadi tontonan mereka berdua.
"Hum."
Jeno mengangkat tangannya yang dimainkan Jaemin untuk memegang rahang laki-laki itu. Ia tolehkan kepala sang alpha ke arahnya dan memerhatikan rambut pirangnya.
"Mendekat."
Jaemin menurut. Ia menerima saja jemari Jeno menjepit rahangnya lebih kuat dan membawanya mendekat.
Satu tangan yang duduk di atas kemudi berlarian menelusuri kepala Jaemin. Memilah-milah helainya yang pudar dan kuning.
Jeno menghela napas panjang. Dulu rambut Jaemin sangatlah indah dan halus. Namun setelah dibleaching kondisinya sekarang membuatnya meringis. Bercabang, kasar, plus kering yang rawan patah bila ditarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanficDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...