*Play the song 👏
"Kau mau makan apa?" Jaemin berkacak pinggang menatap deretan stand makanan yang dipadati para siswa. Tidak hanya siswa, guru dan orang tua juga ikut meramaikan event tahunan itu.
"Apa saja boleh," jawab Renjun. Ia tersenyum lebar, menanti saat dimana perutnya kenyang dan menikmati acara musik bersama sang pujaan hati. Oh, betapa menyenangkannya itu.
"Oh! Ada tteokbokki! Mau?" Tawar Jaemin. Stand itu ramai dan bau yang menguar dari sana sungguh menggoda. Lebih exclusive dari yang dibuat Yoona, ada tambahan keju mozarella dan sundae di dalamnya.
"Mau!" Renjun menarik Jaemin ikut mengantre. Sebentar-sebentar sang alpha mengawasi sekitar, memastikan tidak ada masalah dalam acara pekan seni dan olahraga itu.
"Bagaimana gallery seninya? Ramai?"
"Lumayan," tukas Renjun, "banyak karya-karya yang saking kreatifnya membuatku mengerutkan dahi."
Jaemin terkekeh pelan. Ia mengeluarkan dompetnya selagi menunggu sisa pesanan satu orang lagi di depan mereka.
"Pedasnya sedikit saja kan? Mau corn-"
"Jaem," sela Renjun, "kau lupa? Aku suka yang paling pedas."
Gerakan tangan Jaemin yang tengah memilah lembaran uang dalam dompetnya terhenti. Ia hening sebentar lalu meringis malu, "maaf. Aku lupa."
"Yang tidak suka pedas kan Jeno ya."
"Ah sial," batin Renjun, "Jeno lagi Jeno lagi."
"Ahjumma, pesan tteokbokkinya tiga porsi ya?" Pesan Jaemin.
Sebelum Jaemin sempat melanjutkan perkataannya Renjun menyela, "tiga? Kau dan aku masing-masing satu bukannya sudah cukup?"
"Satunya lagi untuk Jeno," kekeh Jaemin, "pasti dia tidak punya waktu untuk makan siang."
Renjun ingin membalikkan stand makanan itu jika bisa.
Apa tidak pernah sedikitpun sosok Jeno pergi dari benak Jaemin? Apa selamanya ia akan menjadi yang kedua bagi sang alpha?
.
Memang benar ia yang menawarkan sebuah jalan keluar supaya Jaemin cepat move on. Memang benar secara tidak langsung ia hanyalah laksana cadangan, tidak diutamakan. Memang benar dari awal Jaemin hanya menganggapnya teman.
Tapi Renjun ingin lebih. Renjun ingin memiliki. Renjun ingin berbalas, bukannya diabaikan.
Laki-laki mungil itu menangkup wajah Jaemin. Sejak beberapa menit yang lalu sang alpha menatap ke satu arah meski sesekali tersenyum lebar padanya. Menatap Jeno yang tengah melipat tangan di depan dada di kejauhan tepatnya.
"Jaem!"
"Ya?"
"Melihat apa sih daritadi?" Tanya Renjun sebal.
"Itu, pertandingan basketnya seru," jawab Jaemin. Ia menepuk-nepuk sisi sebelahnya sambil berujar, "sini deh kau lihat juga. Kalau membelakangi tidak bisa lihat kan?"
Renjun mencebik. Ia mengaduk-aduk tteokbokkinya asal. Tak bernafsu karena perhatian Jaemin tetaplah seperti dulu, tidak seperti yang diharapkannya.
Sekali teman tetaplah teman. Sampai mati pun tetap jadi teman.
"Kenapa marahh?" Bujuk Jaemin, "tidak suka tteobokkinya ya? Kau mau apa? Tadi aku sempat lihat ada chinese noodle kesukaanmu yang super pedas itu atau-"
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
Fiksi PenggemarDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...