54. I know

3.7K 558 66
                                    

*play the song 👏🏻

Ahh...

Burung berkicau riang di atas pohon rindang taman belakang. Terik matahari menghujani tanah, sementara dirinya terlindung di bawah bayang rimbun dedaunan yang bergoyang tertiup angin. Sepatunya menggesek gumpalan tanah dan bebatuan kecil ringan, meramaikan melodi yang dimainkan angin dan burung-burung di dahan.

Renjun bersender santai pada batang pohon, dengan sabar menunggu kedatangan Jaemin. Setelah ini mereka akan berbicara empat mata mengenai laki-laki itu sekalian mencoba cafe baru-

"UHUK!!"

"Sialan," gumam Renjun. Kedamaiannya terenggut begitu saja oleh sosok berkulit kecokelatan dan berkacamata hitam trendy yang tiba-tiba berdiri di depannya.

"Kau itu setan atau apa sih? Kenapa ada dimana-mana?!"

"Memangnya ini sekolah nenekmu? Kenapa aku tidak boleh ada disini?" Adalah Haechan, si pelaku pengganggu ketenangan yang Renjun dambakan.

"Menunggu siapa? Kenapa tidak pulang?" Ujarnya ikut menyender di sebelah Renjun. Cuaca hari ini sangat cerah hingga menyakiti mata sensitifnya yang belum terbiasa.

"Bukan urusanmu."

Haechan mengeluarkan obat tetes mata yang diberikan oleh Jaehyun malas. Harus dipakai tiga kali sehari seperti makan, kalau tidak akibatnya sangat menyebalkan.

Sekali ia abaikan instruksi, Haechan kapok tidak mau mencoba lagi. Ia tidak bisa membuka mata kalau tidak berteriak-teriak seperti bola matanya baru saja disulut api.

"Bisa bantu aku meneteskan ini?" Pinta Haechan sambil menyodorkan wadah berujung sempit dan kecil itu pada Renjun.

"Tidak mau."

"Hei, kerdil tahi, jahat sekali sih jadi orang!"

Renjun mendengus jengkel, "janji dulu berhenti mengataiku si kerdil bau tahi."

"Aku janji."

Renjun sedikit berjinjit menghalangi Haechan dari matahari. Ia mendengus marah, sangat benci karena Haechan tidak tahu diri alias enggan merendahkan tubuhnya yang lebih tinggi.

"Kau seperti banteng," gumam Haechan. Ia melempar tasnya sembarang lalu menduduki akar pohon yang besar-besar dan menjalar.

Renjun memutar bola matanya, lelah meladeni laki-laki menyebalkan ini. Sudah minta tolong, masih mengejek pula.

"Buka matamu."

"Sudah terbuka," gumam Haechan. Ia memindai wajah Renjun yang awalnya bersinar seperti matahari, lalu menunduk dan lama kelamaan menjadi jelas.

Renjun itu... Bagaimana ya menjelaskannya? Istilah yang paling tepat adalah... Cantik?

Yah tipe cantik yang berbeda dengan kakaknya sih. Kakaknya itu cantik namun masculine secara bersamaan. Fiturnya masih tegas meski menggemaskan.

Kalau Renjun... Hm...

 Hm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang