10. Side story

7.3K 1.1K 131
                                    

*Play the song 👏


"Sampai kapan kau mau memelukku, hm?"

Jaemin tersentak kaget. Ia terlalu nyaman mengelus kepala Jeno dan memeluk lehernya. Laki-laki itu sangat cuddly.

"O-oh, maaf." Cepat-cepat Jaemin turunkan tangannya menjadi menggantung lunglai di sisi tubuh. Namun bermenit-menit Jaemin menunggu, laki-laki yang ada di depannya itu tidak juga melepaskan pelukannya.

"Jeno-ya?"

"Hm?"

"Kau... Tidak mau melepaskan pelukanmu? Kukira kau sudah tidak butuh?" Tanya Jaemin bingung.

"Memangnya aku menyuruhmu melepas pelukanmu? Aku hanya bertanya sampai kapan," Jeno menaikkan tangannya yang ada di pinggang Jaemin ke leher laki-laki itu, masih memeluknya erat. Tidak laki-laki itu tahu kalau Jeno diam-diam tersenyum sangat lebar sampai matanya melengkung indah.

Jeno tidak pernah merasa senyaman ini. Sampai ingin waktu rasanya berhenti saja.

"O-oh begitu?" Jaemin jadi kikuk sendiri. Ia tidak yakin dengan maksud Jeno. Apakah itu berarti ia boleh memeluknya lagi?

Memberanikan diri Jaemin merengkuh pinggang Jeno. Semakin memepetkan tubuhnya pada laki-laki itu. Menghantarkan panas tubuhnya di tengah dinginnya udara malam dan sepi yang menemani keduanya.

"Kau hangat," gumam Jeno.

"Kau suka?" Jaemin tersenyum kecil. Ia peluk semakin erat tubuh Jeno. Tidak lupa mengusak surainya yang dimainkan angin.

"Suka."

Satu kata yang membuat Jaemin luar biasa bahagia.

"Biasanya di saat aku punya masalah aku mengemil," tukas Jaemin.

"Apa yang kau makan?"

"Kau tahu wafer yang bentuknya roll? Aku suka berpura-pura merokok dengan itu." Kekehan Jaemin menimbulkan tawa kecil dari bibir Jeno.

"Ayo lakukan. Makanan manis membuat moodmu naik dan bersemangat."

Jaemin bisa merasakan anggukan Jeno di pundaknya. Perlahan ia lepaskan pelukan eratnya. Sebelum Jeno mundur menjauh, Jaemin menaikkan tudung hoodie laki-laki itu. Mengerti Jeno tidak ingin memperlihatkan masalahnya.

Sebisa mungkin ia tidak memusatkan tatapannya pada memar di pipi pucat itu, melainkan menatap lembut iris hitam Jeno yang berkilauan, "kau mau rasa cokelat atau vanilla?"

"Vanilla," Jeno menyunggingkan senyum kecil meski tidak mencapai mata.

"Okay."

Keduanya berjalan bersisian menuju minimarket yang dijaga Lucas. Jeno duduk di kursi besi di teras, menatap kosong meja sementara Jaemin kembali masuk ke dalam, mencari cemilan manis yang tadi ia tawarkan.

"Katanya kau mau pulang?" Laki-laki tinggi yang tengah memangku wajah di atas meja kasir itu tersenyum menggoda pada Jaemin.

Jaemin tersenyum malu. Ia tidak menjawab pertanyaan Lucas dan segera mengambil dua kotak wafer roll rasa vanilla dan sebotol susu pisang.

Setelahnya ia bawa tiga benda itu ke kasir, "Berapa hyung?"

Selagi melakukan scan Lucas menjawab, "gratis."

"Eh? Jangan! Aku-"

"Jaemin-ah. Begini-begini aku pernah dan mengerti rasanya pendekatan," Lucas menyerahkan benda-benda itu ke tangan Jaemin, "akan lebih baik uangnya kau tabung kan? Anggaplah ini dukunganku pada jalan percintaanmu."

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang