8. Maybe its...?

7.9K 1.1K 63
                                    

* Play the song 👏

Sudah lewat pertengahan Juli. Sebentar lagi heat Jeno akan datang. Membayangkannya saja membuat laki-laki itu berjalan lesu dan lunglai ke kelas. Begitu sampai ia langsung menidurkan kepalanya ke atas meja.

Jaemin yang sedari tadi memerhatikan Jeno memutuskan menghampiri laki-laki itu. Berlutut di dekat sang omega sambil menumpukan dagunya di atas meja, "kau baik-baik saja?"

"Hm."

"Kau sakit ya?"

Jeno menggeleng. Masih menyembunyikan wajahnya di balik lipatan lengan.

Tangan Jaemin terangkat berniat mengusak surai laki-laki itu namun ia menariknya kembali. Merasa tindakan itu terlalu tidak sopan dan berlebihan. Bagaimana pun hubungannya dengan Jeno adalah sebatas sahabat, bukan dalam sifat romantis. Mereka belum kenal lama, masih terbilang baru.

Jeno memutar kepalanya menghadap Jaemin. Matanya setengah terpejam dan bibir bawahnya agak mencebik. Terlihat sangat imut di mata Jaemin. Batinnya berteriak gemas dan memaksanya untuk mencubit pipi laki-laki itu. Namun lagi-lagi Jaemin menahan diri.

"Jaemin-ah."

"Ya?" Jaemin memandang penuh perhatian. Tidak mengeluh meski tempurung lututnya mulai berdenyut nyeri.

"Aku-"

"PENGUMUMAN! PENGUMUMAN! KEPADA SELURUH SISWA DIHARAPKAN UNTUK BERKUMPUL DI AULA SEKARANG JUGA!"

"Huft," Jeno kembali menenggelamkan kepalanya ke lipatan lengan. Menghela napas panjang dan dalam. Tubuhnya lelah dan berdiri selama beberapa lama di aula pastilah membuatnya makin lelah.

Erangan dan geraman kesal juga terdengar dari murid di sekeliling mereka. Yang awalnya bermain ponsel, berdandan, makan cemilan, tiduran, dan menyalin tugas terpaksa beranjak bangun.

"Ayo," ajak Jaemin lembut. Ia menempatkan telapak tangannya pada siku Jeno, "yang lain sudah duluan."

Jeno mengangguk lesu. Ia beranjak berdiri bertepatan dengan Haechan memasuki kelas, habis memulai pertengkaran dengan Renjun di kelas sebelah.

"AYO JEN!"


.


Benar saja. Lagi-lagi sang kepala sekolah memberikan pidato membosankan akan ujian tengah semester yang akan datang. Pembicaraan itu terlalu bertele-tele dan monoton.

Bukan Jeno saja yang menguap bosan. Haechan malah sudah tidur dalam kondisi berdiri di sebelahnya.

Jaemin masih berdiri tegak mendengarkan dengan baik. Ia tidak mau mendapat perhatian tak diinginkan dari jejeran guru. Ia tidak punya kekuatan untuk melawan seperti siswa kaya lainnya.

TUK

Tiba-tiba saja kepala Jeno yang berada di belakang menyandar pada bahunya. Laki-laki itu luar biasa lemas. Latihan fisik yang sangat keras, diet ketat, dan belajar tanpa henti menghabiskan tenaga dan otaknya.

Cepat-cepat Jaemin memutar tubuh, menahan laki-laki yang hampir ambruk itu.

Hati-hati ia mengalungkan sebelah lengan Jeno ke bahunya. Memapahnya ke luar aula meski diiringi bisikan penasaran banyak orang.

"Jaemin lapar."

"Lapar?"

Jeno mengangguk. Ia berjalan sangat pelan dan lambat meski dipapah Jaemin.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang