23. Officially Missing You

7.2K 1K 78
                                    

*Play the song 👏


Jeno melihat semuanya. Ia memerhatikan Jaemin melambai ramah pada Jaehyun yang langsung memasuki mobilnya.

"Sudah beres?" tanya Jeno agak keras pada Jaemin yang langsung berbinar dan berlari begitu melihat sosok sang omega berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Laki-laki itu menampilkan senyum secerah mataharinya pada Jeno, sedikit terengah namun mengangguk antusias.

"Kuisionernya sudah habis Jeno-ya," ucap Jaemin senang sambil menunjukkan papannya yang kosong.

"Kerja bagus," ujar Jeno. Ia mendekatkan wajahnya pada pakaian Jaemin. Mengendusnya membuat sang pemuda Leo agak panik, "habis melakukan apa? Manis sekali baumu."

"E-em itu-" Jaemin mengulum bibirnya ragu, "t-tidak melakukan yang aneh-aneh kok."

"Hm, ya sudah," Jeno membalik tubuhnya kembali menyusuri jalan menuju cafe.

Ia sangat penasaran, perlakuan Jaemin begitu cepat berubah. Semenit lalu bisa murka besar semenit kemudian ceria, seolah tidak pernah mengancam seorang laki-laki dewasa sampai terbirit ketakutan dan terkencing-kencing bak habis melihat hantu.

Jaemin menarik. Sangat menarik.

"Benar kok aku tidak aneh-aneh," Jaemin menyusul langkah Jeno. Terburu-buru berjalan di sampingnya, "hanya membantu menyelamatkan seorang omega yang tengah heat."

"Hm."

"Jangan salah paham Jeno-ya."

"Untuk apa? Hidupmu hakmu. Aku tak ada hubungannya," jawab Jeno.

Jaemin tersenyum kecut. Benar, kenapa ia begitu takut di saat Jeno bahkan tidak peduli dengan perasaannya? Hanya ia yang jatuh sendirian. Jatuh cinta tidak semenyenangkan yang dibicarakan orang-orang.

Sang alpha tidak tahu kalau Jeno merenung selagi berjalan santai. Memikirkan satu pertanyaan: Bagaimana jika suatu saat Jaemin menemukan matenya?



.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark mendorong pintu kaca pelan. Memasuki cafe bernuansa aesthetic dan dominan berwarna cokelat, putih, dan hitam. Meja-meja dan kursi yang terbuat dari kayu tertata rapi diduduki pelanggan. Pot-pot tanaman berdaun lebar menempati sudut-sudut tertentu. Sulur-sulur hijau menghiasi dinding dan counter pemesanan. Tumbler light menerangi dan menambah keindahan tempat yang sederhana namun terasa hangat dan nyaman itu.

Di pojok Haechan tengah bersiap-siap, merendahkan standing mic sambil memangku gitarnya. Di belakangnya ada Hyunjin berdiri, mencoba-coba tuts keyboard. Membentuk alunan musik lembut sebagai pemanasan.

"OIII," sapa Mark dari counter pemesanan. Menyender dan menghadap Haechan yang balas menyapanya dengan satu tangan terangkat sok.

"Jeno belum datang," ucap laki-laki berkulit tan itu begitu Mark menghampirinya dan duduk di kursi sebelahnya. Menyedot minumannya santai sembari melihat jam tangan.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang