42. Plan

4.4K 599 54
                                    

*play the song 👏🏻


Tidak ada yang berkutik dari empat orang laki-laki itu. Berdiri diam dan kaku seperti patung dari plester yang membeku.

Layaknya dua kubu, Jeno dan Jaemin berdiri bersisian di ambang pintu sementara Renjun dan Haechan berhadapan dengan jarak sangat dekat seperti baru melakukan sesuatu.

PIP PIP

Monitor yang mengedip ribut memecah kecanggungan itu. Renjun segera memutar kursi, atensinya tertuju pada sebuah titik merah di tengah-tengah sebuah wilayah kecil daratan China. Hampir ke pojok dan lumayan terpencil.

Di sebelahnya sebuah gambar terpampang, agak blur namun jelas menunjukkan seorang laki-laki bertopi hitam yang mendongakkan kepala ke arah kamera di tengah deretan rak makanan ringan minimarket.

Alis Renjun menukik tajam menyadari wilayah tersebut adalah daerah yang dikenalnya.

Tempat kelahirannya, Jilin.

"Keberadaan Shin Hyunjoong sudah ditemukan," umumnya.

Serentak Jeno dan Jaemin menghambur mendekat dan Haechan langsung berdiri tegak. Netra keempat laki-laki itu serius menilik foto orang yang telah mereka cari tiga minggu ini tanpa henti.

"Kirimkan segera lokasinya padaku," titah Jeno.

Renjun menganggguk patuh. Jemarinya kembali bergerak cepat mengirimkan koordinat terakhir Hyunjoong yang tertangkap kamera pengawas.

"Dua hari yang lalu," gumam Jaemin, "bisa saja dia sudah pergi lumayan jauh dan meninggalkan China."

"Kurasa tidak," tanggap Haechan, "pemerintah China tengah melarang mobilitas luar negeri karena baru-baru ini dicurigai ada virus yang menyebar di salah satu kawasan industrinya."

"Kalau begitu kita juga tidak bisa terbang kesana kalau jalur keluar masuk ditutup," ujar Jeno. Dahinya berkerut dalam memikirkan sebuah solusi untuk menangkap lelaki tua penyebab kerugian besar ini.

Renjun menyeringai licik. Jemarinya bergerak cepat membuka sebuah room chat dan mengirimkan rentetan sandi pada seseorang yang tak berprofil.

Tak lama, balasan dengan sandi sejenis datang dan Renjun menjentikkan jari puas.

"Tidak masalah, kakakku akan meretas kamera pengawas seluruh jalan supaya orang-orangmu bisa menjemput Hyunjoong di China."

"Oh?" Jeno menyeringai kesenangan. Ia menepuk pundak Renjun bangga namun terhenti begitu mendengar lanjutan perkataan sang beta.

"Tapi ada satu masalah-" Renjun mengulum bibirnya ragu. Ia berputar menghadap tiga orang yang menatapnya penasaran.

"Kalau ketahuan pemerintah, bisa habis kita."

"Aku yang akan terbang sendiri kesana," tukas Jeno percaya diri, "tidak akan ketahuan. Aku punya peta jalur khusus yang tidak diketahui banyak orang dari Papa."

Tak mau ketinggalan Haechan menyahut, " aku juga."

"Tapi-"

Tatapan khawatir menyelimuti netra kecokelatan Jaemin. Ia percaya akan kemampuan kakak Renjun maupun Renjun. Percaya sekali malah. Namun terkadang apa yang sudah disiasati bisa saja menemukan lubang tak terduga dan malah membuat mereka semua terjebak di dalamnya.

Perlu ada rencana kedua, tidak, ketiga bahkan keempat. Pokoknya rencana cadangan penyelamat.

Apalagi jika Jeno dan Haechan berencana turun tangan dan membereskannya sendiri. Ia tidak bisa membiarkan mereka berdua dalam bahaya. Tidak boleh sama sekali.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang