64. You're So Cold

5.1K 543 54
                                    

*play the song 👏🏻


Biasanya bagian wajah yang paling menarik adalah mata. Umum, biasa. Atau bibir, warnanya yang cukup kontras dengan kulit menarik perhatian sehingga orang-orang cenderung salah fokus memerhatikannya.

Jaemin agak lain.

Sedari tadi ia memerhatikan hidung Jeno. Dan berkali-kali ragu ingin menyentuhnya.

Tentu mata dan bibir Jeno sangatlah menarik, Jaemin tidak bisa menampik. Semua yang ada di diri Jeno itu kelewat cantik. Tapi hidungnya... Kenapa begitu lucu dan menggemaskan ya?

Persis seperti samoyed di taman belakang sekolah. Besar dan mancung. Tampan dan imut sekali, kesan polos dan baiknya menguar sangat jelas.

Belum lagi kebiasaan Jeno yang suka menyundulkan hidungnya lucu, aduh-aduh gemas.

BOOP

Jaemin menekan hidung Jeno tanpa sadar. Membuat sang omega mengerutkan hidungnya risih lalu pelan-pelan membuka mata. Matanya yang memang tidak terlalu besar menyipit penuh kantuk, terbuka hanya setengah dan tidak fokus menatap seraut wajah yang berantakan tapi mengulas senyum amat cerah, melewati berkas-berkas cahaya matahari di luar sana.

"Eung, lima menit lagi," pinta Jeno.

Ia menutup matanya lagi lalu mendusal pada leher Jaemin. Sang alpha meresponnya dengan kekeh senang sembari susah payah mengelus kepala Jeno, tangannya pegal sekali dijadikan sandaran kepala yang lebih tua.

Tidak apa-apa. Kapan lagi membuka mata di pagi hari bisa melihat wajah Jeno yang masih sama tampan dan menggemaskannya meski rambutnya acak-acakan seperti singa. Lebih gembil dan lucu malah, wajahnya sedikit membengkak seperti bayi.

Disambut dengan feromon manis pula, yang membuat hari Jaemin seolah dipenuhi mekaran bunga.

Jaemin menekan hidung Jeno lagi setelah tepat lima menit berlalu. Alasan sebenarnya adalah tangannya sudah tidak kuat lagi. Jaemin mati rasa.

"Jeno-ya, kita harus sekolah," bisik Jaemin.

"Eum," Jeno menguap lelah. Baru bisa tidur empat jam lalu, rasanya masih amat kurang memuaskan hasrat hibernasinya.

Mulutnya yang terbuka lebar itu membuat Jaemin memiliki ide iseng. Ia masukkan telunjuknya selagi Jeno asyik menguap.

Setelah sukses dan mulut Jeno menutup rapat jadilah telunjuk sang alpha terperangkap dalam mulut hangat sanh omega. Jeno mengerjap bingung beberapa kali, tidak menangkap ada seonggok daging tebal dan panjang yang gemetaran di atas lidahnya.

Jeno menggerakkan lidahnya menjilati telunjuk Jaemin lambat. Ia Melilitnya seduktif lalu memejam, menikmati satu digit panjang Jaemin -namun tidak sepanjang itu hingga menabrak kerongkongannya dan membuatnya mual- kemudian mengemut dan menggigitnya main-main.

Seperti anak anjing.

Aduh, Jaemin menyesal. Dia jadi terangsang sendiri. Mulut Jeno basah dan hangat sekali. Kalau penisnya yang ada di dalam sana-

STOP

"Hei, sudah pagi, ayo bersiap-siap." Ujar Jaemin parau. Suara baru bangunnya yang amat berat dan serak membuat Jeno menatapnya sayu.

Telinga Jeno menyukainya. Mata Jeno menyukai paras berantakan namun tampan alphanya. Jeno suka semuanya.

Jeno melepaskan kulumannya dengan suara 'plop' pelan. Ia menghela napas panjang lalu menegakkan tubuh dan mengucek matanya kasar supaya cepat sadar.

"Kau atau aku yang mandi duluan?" Tawar Jeno.

"Kau tidak mau mandi di kamarmu saja?" Tanya Jaemin heran.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang