11. Doom

10K 1.3K 139
                                        


*Play the song 👏

Jeno memegang erat-erat paper bagnya. Seulas senyum manis tergurat di bibir, mata berbinar, dan semu merah di pipi menjadi pemandangan pagi hari lorong sekolah yang masih sepi. Haechan yang berada di sebelahnya menggelengkan kepala dan menguap lebar. Saudara kembarnya ini tengah di mabuk cinta sampai bertingkah konyol dan tidak seperti biasa.

"Kau suka sekali ya dengan Jaemin?"

"Sst," Jeno langsung membekap mulut Haechan, "jangan sembarangan kalau berbicara."

Haechan menepisnya lembut, berganti menautkan jemarinya ke sela jemari Jeno, "tidak usah repot-repot membohongiku. Aku ini saudara kembarmu."

"Aish, terserahlah."

Jeno melepas tautan itu sebal. Ia berjalan lebih cepat menuju kelas. Ingin menunjukkan rasa terima kasih pada sahabat bermarga Na-nya itu.

Dilihatnya Jaemin duduk di kursinya. Ia menghadap jendela namun rautnya terlihat kesal. Dahinya mengerut dan matanya memicing. Bibirnya terkatup rapat dan rahangnya terlihat menegang.

"Jaemin-ah?" Panggil Jeno.

Jaemin menengok. Rautnya melembut sedikit melihat Jeno meski masih terlihat gusar dan tajam.

Haechan menahan Jeno. Agak waswas dengan Jaemin yang terlihat tidak biasa.

"Jaem, apa kau salah bantal atau tidak bisa BAB hari ini?" Tanyanya hati-hati.

Jaemin mendengus geli. Sudut bibirnya berkedut mendengar pertanyaan konyol Haechan.

"Atau ada hubungannya dengan gender keduamu?" Tanya Haechan lagi, "hari ini ulang tahunmu kan?"

Jaemin mengangkat bahu. Ia kembali menengok ke jendela, "kau ingat."

"Tentu saja ingat," sela Jeno. Ia melangkah mendekat lalu meletakkan paper bag itu di atas meja Jaemin, "hadiahmu dariku dan Haechan."

"Untukku?"

Jeno mengangguk. Ia mengeluarkan isi di dalamnya. Sebuah hoodie putih terlihat disertai lambang centang kecil berwarna hitam di pojok kiri depannya.

 Sebuah hoodie putih terlihat disertai lambang centang kecil berwarna hitam di pojok kiri depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pakai!" Titah Jeno, "ukurannya cocok tidak?"

Jaemin menurut. Ia memakai hoodie tebal dan lembut itu hati-hati. Tahu kalau harganya pastilah mahal, setidaknya baginya. Ia tersenyum kecil melihat Jeno semakin berbinar.

"Pas. Terima kasih Jeno-ya."

"Kau suka?"

Jaemin mengangguk, "sangat suka."

Haechan menghampiri kedua laki-laki itu setelah meletakkan tas ke mejanya. Ia duduk di meja sebelah Jaemin, bersedekap sambil melihat baik-baik laki-laki itu, "kau harus suka. Jeno berjam-jam merecokiku bertanya warna apa yang pas denganmu."

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang