51. Enchanted

4.4K 601 237
                                    

*play the song 👏🏻

KRINGGG DDRRT KRINGG

"Mmhh," Jaemin mengerang pelan, terganggu akan suara alarm berisiknya yang berdering tanpa tahu diri. Tahu tidak sih tubuhnya amatlah lelah dan membutuhkan waktu istirahat lebih lama?

"Lima menit lagii, berderinglah lima menit lagii," mohon Jaemin dalam hati.

KRINGG DRRT

Klek

Jaemin menghela napas lega. Ia membenarkan posisi tangannya yang kram karena semula dijadikan bantalan kepala menjadi memeluk gulingnya.

Ahh, nikmatnya memiliki sedikit lebih lama waktu tidur. Ia bisa bermalas-malasan sebentar sebelum-

-Eh?

Sedetik kemudian Jaemin mengenyitkan dahi heran. Mengumpulkan satu persatu kesadaran yang masih terombang-ambing di dunia mimpi sambil memproses fenomena yang baginya agak aneh ini.

Alarmnya kan bukan alarm ponsel yang bisa di snooze untuk berdering lima menit lagi atau mati sendiri secara otomatis?

Lalu... Tunggu dulu... Aroma vanilla manis familiar ini...?

Deg

Jaemin yakin ekspresinya saat ini tidak terlihat tampan dan menyenangkan untuk dilihat. Ia berekspresi seperti baru saja diteror dan dikejar-kejar hantu.

"Selamat pagi."

Nada halus dan begitu sopan masuk ke telinga. Diucapkan dengan pelan dan hati-hati tapi sensasi yang dihasilkan seperti jantungnya baru saja dikejutkan dengan defibrillator.

"J-jeno ya?!" Pekik Jaemin histeris. Ia sigap mendudukkan diri dan langsung menyesal setelahnya. Kepalanya terasa berputar dan perlahan penglihatannya tertutup semut-semut hitam.

"Hm?" Respon Jeno bingung. Ia melambaikan tangan di depan wajah Jaemin. Mata Jaemin berkedip cepat mengusir titik-titik gelap mengganggu, ingin cepat-cepat melihat wajah manis Jeno yang sudah dirindukannya.

Ukh, serangan kedua! Jantungnya sungguh bereaksi berlebihan begitu memindai wajah mulus tanpa noda yang seolah bersinar memantulkan cahaya matahari pagi dari jendela.

Dengan raut bingung yang terlihat sangat imut dan sedikit khawatir Jeno mendapati nihilnya reaksi, Jaemin tak keberatan kalau tiba-tiba sarafnya mati dan ia bertahan dalam posisi konstan. Menatap pemandangan indah yang sama seiring dengan kuatnya denyutan nadi.

Surai halus dan tebal yang membayang menutupi manik seteduh hujan. Bibir merah muda merekah cantik yang sedikit terbuka mengucapkan kata yang tak bisa didengarnya. Juga bulu mata panjang yang seolah bergerak dramatis, naik turun lambat membingkai netra berbentuk almond berkelopak mata ganda. Tak lupa kulit seputih susu dengan bintik cantik di bagian kanan tulang pipi.

Cantik. Cantiknya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Jaemin hanyut ke dalam pesona sang omgea dan sejenak kehilangan arah tujuan.

"-min-ssi? Na Jaemin-ssi?"

Jaemin terbelalak kaget. Pipinya ditangkup lembut dan dimajukan sehingga semakin dekat pusara hitam itu menelannya. Jaemin bisa melihat bayangannya yang bak terhipnotis di pantulan iris sejernih kaca itu.

Ya ampun wajahnya sungguh berantakan dan menggelikan.

"A-ah ya?"

Jeno tersenyum tipis, geli menyadari masih ada kerak liur yang mengering di sudut bibir Jaemin. Ia menepuk pipi laki-laki itu agak kencang untuk menyadarkannya kembali ke dunia nyata.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang