35. The Origin

6.1K 807 137
                                    

*Play the song 👏

"Bunda baik-baik saja?"

"Tentu saja baik!" Ucap Yoona ceria. Berkebalikan dengan bibir dan wajahnya yang pucat, binar matanya penuh semangat, "Bunda kan wanita paling kuat sedunia!"

Jeno terkekeh pelan. Ia beringsut mendekat, menikmati elusan sayang Yoona pada pucuk kepalanya. Wanita itu berbau obat-obatan dan rumah sakit, Jeno tidak suka. Ia ingin Yoona cepat sembuh dan beraktivitas seperti semula.

Jaemin ikut beringsut mendekat. Pucuk kepalanya juga diusap-usap Yoona penuh afeksi.

Yoona merasa seperti mempunyai dua kucing imut yang sangat manja. Aduh, kesehatannya pasti akan cepat membaik melihat dua putranya sudah berbaikan dan terlihat baik-baik saja.

"Jeno jangan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi ya?" Pinta Yoona hati-hati. Usapannya turun ke pipi Jeno, "bunda khawatir."

Omega itu melirik Jaemin. Keduanya tahu untuk meresmikan 'omegaisme' jalannya akan terjal dan tidak mudah. Penuh rintangan dan hambatan disana-sini.

Jeno mempunyai banyak rencana. Bukan hanya undang-undang, ia ingin memproduksi surpressant yang lebih kuat, manjur, dan mahal. Dengan begitu harga surpressant yang telah beredar akan turun dan dapat dibeli semua kalangan tanpa terkecuali.

Tak ada jaminan mereka tidak akan terlibat pada sesuatu yang berbahaya. Mereka melawan pemerintahan dan negara mereka sendiri. Mereka akan mengubah banyak aspek penting dan fundamental Korea Selatan.

Ekonomi, politik, kesehatan, sosial, juga stereotype atau pandangan. Mereka akan menerabas batas yang telah para pendahulu gariskan.

Mereka akan membuat perubahan besar yang mustahil. Mereka generasi muda yang memberontak.

Jaemin menggenggam erat tangan Yoona. Ia mengecup pipi ibunya itu penuh canda, "Bunda tidak usah khawatir. Aku akan melindungi Jeno."

"Kau juga!" Seru Yoona, "sering pulang dalam keadaan penuh lebam dan luka! Apa sih yang kau lakukan?! Bunda tidak apa-apa serius! Tidak ada yang mengganggu Bunda lagi!"

"Preman-preman itu nakal Bunda!" Gerutu Jaemin, "harus digebuki! Mana ada berjualan harus bayar denda. Kita kan sudah membayar sewa pada pemilik bangunan!"

Yoona menghela napas dalam lalu menjitak dahi Jaemin.

"Aduh!" Jeno terkekeh saja. Bibir mengerucut manja Jaemin lucu. Sekali lagi ia dan Jaemin saling berpandangan. Tahu betul jika preman-preman itu hanya satu dua. Alasan lebam merah keunguan itu adalah latihan bela diri yang rumit, keras, dan menguras tenaga.

Yoona tidak boleh tahu. Perjanjian di antara mereka adalah rahasia.

"Bunda mau pulang ah!" Keluh Yoona, "makanan rumah sakit tidak enak. Enakan masakan Bunda!"

"Jangan! Bunda belum fit betul!" Larang Jeno.

Yoona melirik Jaemin ragu. Sudah tiga hari ia dirawat di rumah sakit dan biaya inap per hari terus berjalan sepanjang ia menempati kamar ini. Belum lagi biaya obat dan cek tambahan. Tagihan yang menumpuk membuat Yoona meringis dalam hati.

"Tapi-"

"Permisi," Johnny memasuki ruang rawat itu. Ia menggoyang-goyangkan stetoskopnya jenaka sambil bersiul-siul.

"Saatnya pengecekan rutin pasien Im Yoona~"

"Silakan hyung," Jaemin beranjak berdiri. Ia memberi kode Jeno ikut keluar.

"Hyung, Bunda kutinggal sebentar ya disini? Bisa tolong jaga?"

"Mau kemana memangnya?" Johnny mengangkat sebelah alis, "katanya sebentar kok disuruh jaga?"

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang