*Play the song 👏
"Hm hm~ tidak kusangka cara mainmu kotor juga ya," Haechan mendudukkan dirinya di atas meja milik perempuan berambut cokelat bergelombang yang tengah mematut diri di depan cermin kecilnya.
"Huh? Apanya yang kotor?" Tanya sang perempuan bingung. Adalah anak pemilik brand fashion terkemuka berlambang dua huruf berfont unik berwarna hitam yang ditaruh hampir berdempetan. Penerus satu-satunya, gadis cantik bergender alpha kaya raya: Kim Yeri.
"Designer barumu itu menuntut perusahaanku atas tuduhan pla-gi-a-ri-sa-si," eja Haechan.
Jeno yang berdiri di dekat Haechan diam saja, menelisik raut muka Yeri yang semakin kebingungan. Teman sekelas mereka itu berkedip berkali-kali, melongo tak mengerti. Bulu matanya yang lentik dibalut maskara tipis dan alisnya digambar lurus rapi. Looknya murni, terlihat tak berdosa dibalut make up tipis natural yang selalu tren di dunia maya.
"Hah?"
Loading Yeri agak lama. Kemudian ia menepuk tangannya sekali dan tiba-tiba beranjak berdiri.
"Oohh aku sudah dengar! Jung Yoojung benar?! Asal kalian tahu, aku tidak terlibat sama sekali dengan urusan itu."
"Yang benar saja!" Ketus Haechan, "jelas-jelas dalam kontrak tertulis: design yang telah ia berikan pada perusahaan kami boleh diperjualbelikan dan diproduksi ulang sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Lalu tiba-tiba menuntut karena tidak terima? Lucu!"
"Well, kalau begitu berikan bukti kontraknya dan tuntut balik dia," balas Yeri santai.
"Kenapa ribut-ribut untuk urusan sepele seperti ini sih? Seperti orang miskin saja."
"Oh, aku tidak akan ribut kalau perusahaanmu tidak mati-matian melindungi designer licik itu. Mereka bilang Jung Yoojung tidak menandatangani kontrak yang anehnya tiba-tiba hilang dari arsip perusahaan kami."
"Lalu tahu darimana kalau ia sudah tanda tangan kontrak?" Tanya Yeri menguji, "toh buktinya sudah hilang."
Jeno akhirnya membuka suara, "kami punya saksi."
Yeri menoleh sekilas pada Jeno sebelum kembali menatap kesal pada Haechan yang masih seenaknya duduk di atas meja, menimpa catatan matematikanya. Buku bersampul kulit hitam itu harus dikumpulkan sebelum waktu istirahat habis dan ia belum selesai mengerjakan tugasnya.
"Bawa saksinya ke pengadilan kalau begitu," respon female alpha itu santai sambil berusaha menarik bukunya, "aku tidak mau dan tidak ikut campur urusan ini."
"Aku tidak yakin kau tidak ikut campur karena jelas-jelas kau penerus tunggal dan rival bisnis kami," bisik Haechan rendah, "pamor fashion companymu masih di bawah kami kan?"
"Lee Haechan-ssi," alun Yeri, "kalau kau pintar berpikir dulu matang-matang. Mungkinkah aku ikut campur?"
Haechan dan Jeno berpandangan. Nada yang Yeri gunakan ambigu, seakan berusaha meyakinkan namun juga ada yang tersembunyi di balik senyum liciknya. Yeri pandai bermain kata dan mengatur ekspresinya, semua orang tahu itu.
Jeno menghela napas panjang. Ia menunduk, sedikit mengungkung Yeri yang berdebar tak karuan bersandar pada kursinya.
"Kau tidak bisa membantu kami?"
"Bantu bagaimana?"
"Lepaskan designer itu dan kembalikan pada perusahaan kami," ujar Jeno yakin, "aku ingin jalan damai tanpa adanya proses hukum yang merepotkan dan pasti merugikan perusahaan kami."
"Welp, itu bukan keputusanku tapi orang tuaku," tolak Yeri, "aku tidak punya kewenangan apa-apa di perusahaan sekarang."
"Yo, penerus satu-satunya tidak punya kewenangan apa-apa?" Haechan melipat tangannya di depan dada sangsi, "menyedihkan sekali Kim Yeri."
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
FanfictionDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...