*play the song 👏🏻
"Kalau dilogika seharusnya orang tua Taeoh belum keluar dari supermarket."
Jeno melirik arlojinya lalu memandang sekeliling. "Kita datang cukup pagi, supermarket buka belum lama juga belum seramai sekarang. Kalau bertanya pada karyawan yang berjaga, siapa tahu mereka ingat seperti apa orang yang membawa Taeoh."
Jaemin menegakkan tubuhnya. Ia mengusap kepala Taeoh lembut, memikirkan perkataan Jeno.
Sudah tiga puluh menit mereka menunggu, tapi tidak juga orang tua Taeoh datang menjemput.
"Belum banyak orang yang datang ya... Kita cari berkeliling saja bagaimana?" Usul Jaemin. Ia menatap sang karyawan yang terlihat resah, takut membuat masalah di hari pertama bekerja.
"Bolehkah Taeoh kami bawa saja sekalian berbelanja? Setelah ini kami punya jadwal lain," pinta Jaemin. "Kutinggalkan kartu identitasku disini sebagai jaminan tidak membawa Taeoh lari."
"Jaemin!" Seru Jeno kaget, "jangan meninggalkan kartu identitas sembarangan!"
"Lalu Taeoh yang ditinggalkan?" Tanya Jaemin balik. Ia menggendong Taeoh lembut dan menghadapkannya pada Jeno yang bersender sambil melipat tangan di depan dada bosan.
"Kau tega?"
"Ppang hyung," lirih Taeoh.
Ditatap dua pasang mata bulat yang memelas membuat Jeno menutup mata menolak melihat. Sialan. Jaemin sepertinya mulai sadar kalau mata dan suaranya itu melemahkan.
"Ugh, terserah!"
Jaemin tersenyum kecil. Ia dudukkan Taeoh di counter untuk mengambil dompetnya yang terselip di belakang celana.
Sambil menyerahkan kartu identitasnya Jaemin berbisik, "Aku mahasiswa hukum Seoul National University, tolong bantuannya ya."
Si karyawan baru meneguk ludah dan buru-buru mengangguk. Ia membentuk gestur oke menyadari ada yang janggal dari senyum Jaemin.
Ancaman tersirat. Oke. Ia paham betul.
"Sini." Jeno menyelipkan tangannya ke bawah ketiak Taeoh dan mengangkatnya untuk didudukkan di atas dus minuman. Ia berpasrah saja berharap Taeoh tidak tiba-tiba mengompoli minumannya.
"Yeayyy!" Seru Taeoh bersemangat. Ia berpegang pada jeruji troli, siap berpetualang dengan dua laki-laki yang baru dikenalnya itu.
"Tolong umumkan ke seluruh bagian mall juga. Mungkin saja orang tua Taeoh lupa membawa anak dan pulang begitu saja," pesan Jeno sambil melirik name tag karyawan itu. Berjaga-jaga saja jika terjadi penyalahgunaan kartu identitas Jaemin, ia tahu harus mencari siapa.
"Baik."
"Boleh minta nomormu juga?" Tanya Jeno manis.
Karyawan itu buru-buru mengangguk. Ia menuliskan nomornya di balik sebuah struk bekas. Struk itu Jeno tukar dengan kartu namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAISME || JAEMJEN
Fiksi PenggemarDiantara seorang Alpha dan Omega, mereka membuat sesuatu yang dinamakan 'Omegaisme' Warning ⚠️: -B x B -TOP! JAEMIN -BOTTOM! JENO - Mature Explicit Content - ANGST, romance, friendship, comedy, fluff, slice of life, DRAMA, action, science fiction, i...