32. Psycho

7K 908 229
                                        

*Play the song 👏

"Lepas!!"

"Yifan sunbaenim tolong lepas!"

Rontaan itu sia-sia. Jeritan penuh permohonan itu bagai angin lalu, yang dituju seolah tuli dan tidak mendengar apa-apa. Yifan asyik menatapi tubuh Jeno yang gemetar hebat di atas kasur, kedua kaki dan tangannya terikat kuat pada masing-masing empat sudut tiang ranjang.

"Hum, manisnya~" senandung Yifan. Ia mengendus aroma vanila yang Jeno keluarkan dan menghirup napas dalam-dalam. Jemarinya bergerak mencekik leher Jeno, memberikan tekanan yang cukup untuk membuat Jeno semakin kesulitan bernafas dan kesakitan.

Sesak. Sakit. Panas. Jeno tidak tahan.

Mati-matian omega itu menahan diri. Berusaha sekuat tenaga tetap sadar dan tak takluk pada alpha yang duduk santai di sampingnya. Asyik menyesap segelas wine selagi ibu jari dan telunjuknya perlahan merambat semakin ke bawah, menyusup ke balik hoodienya.

"Hhah- jangan! Emh-"

Jemari Yifan dingin. Meredakan panas di sekujur tubuhnya. Membuat insting omeganya menjerit kesenangan dan semakin menjadi-jadi, ingin segera dibuahi.

"Sudah kuduga ada yang aneh denganmu," Yifan mengeluarkan suara seperti dengkuran. Ia menyibak hoodie Jeno kasar lalu bersiul nakal. Tonjolan kecil di dada sang omega sudah mencuat, menantang untuk dikulum dan dihisap.

"Si cantik itu benar, kau omega," kata Yifan lagi, "oh, betapa beruntungnya aku."

Alpha itu mengusap-ngusap puting Jeno, bersenandung seiring desahan pelan yang Jeno keluarkan. Ia cubiti tanpa ampun selagi satu tangannya lagi turun pada otot perut Jeno. Diremas dan ditekan-tekan kuat tanda tidak suka.

"A-ah! Be-berhentii!"

"Kalau kau mengandung anakku, Lee Corp akan jatuh ke tanganku," Yifan menyeringai kesenangan. Bayangan akan memiliki sang omega sekaligus seluruh hartanya sungguh menyenangkan dan membuatnya lupa diri, "bukankah begitu Jeno-ya?"

Jeno menggeleng. Sorot matanya sayu, memohon untuk dilepaskan sekaligus diberi kepuasan. Bibirnya digigit kuat menahan desahan karena semakin brutal sentuhan yang Yifan berikan. Tangan laki-laki itu kini sudah sampai pada selangkangannya.

"Ahh- mmh- ah!"

"Nikmat kan?" Tanya Yifan, "kau akan dapat yang lebih nikmat sebentar lagi."

Yifan mulai membuka tali bathrobe, menunjukkan tubuh kekar dan berototnya. Aroma ambernya memenuhi seluruh ruangan, mengendalikan Jeno supaya tunduk dan menyerah padanya. Tubuhnya kini hanya ditutupi sebuah boxer ketat berwarna hitam dengan putih bertuliskan merek ternama di bagian karetnya.

"Hum-hum, saatnya bersenang-senang~"

Sebuah pisau lipat yang sedari tadi ada di atas nakas ia ambil. Milik Jeno sendiri yang ia curi. Benda berujung tajam itu Yifan gunakan untuk merobek hoodie dan celana Jeno. Tak peduli sang omega menjerit dan berguncang brutal di atas kasur.

"NO! PLEASE, NO!"

"Berisik!" Geram Yifan. Ia melempar pisau lipatnya ke arah kasur. Hampir mengenai tubuh hampir telanjang Jeno yang hanya tertutup robekan kain. Pisau itu menancap ke sebelah lengan Jeno, seolah mengejeknya yang tak berdaya dan tak mampu menggerakkan seujung jari pun untuk mengambilnya.

"BAJINGAN SIALAN!"

Sebuah gag ball yang ada di laci ia masukkan ke mulut Jeno. Membungkam suara sang omega.

"Mmf- mhn!"

Yifan mengungkung Jeno. Sangat siap menikmati santapan menggoda di depannya. Cairan bening yang meleber di paha Jeno ia jilati penuh nafsu. Tangannya sibuk bermain-main di sekitar anal Jeno, menggesek-gesek pinggir yang berkedut minta diisi.

OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang