65. Not Boyfriend

4.5K 555 204
                                    

*play the song 👏🏻

"Maaf, sunbae," Guanlin mengatupkan kedua tangannya di depan wajah, amat merasa bersalah dan kecewa dengan dirinya sendiri.

Persuasinya tidak bisa meluluhkan hati sang kepala sekolah. Wanita tua itu keras kepala sekali.

"No problem," gumam Jeno datar.


FLASHBACK

"Jadi kau seorang omega?" Alpha wanita dewasa yang memiliki wewenang untuk mengatur sekolah berperingkat cukup tinggi di semenanjung Korea itu terlihat tak percaya. Secangkir teh yang akan diminumnya sampai diletakkan kembali di atas meja.

"Kau menipuku selama ini?!"

Jeno tersenyum sopan. "Apakah ada perbedaan saat saya menjadi beta atau siswa biasa dan omega, Ma'am? Saya rasa... Tidak begitu berpengaruh apapun gender saya."

Kepala sekolah menyentuh sanggulnya risih. Ingin sekali ia membantah sang siswa teladan itu tapi tak menemukan alasan.

Karena... Yah memang tidak terlihat bedanya, bahkan kepemimpinan Jeno disukai oleh para siswa karena kerap kali mengadakan acara hiburan mingguan yang menjadi sarana melarikan diri dari stress pelajaran. Para murid sangat menyukainya.

"Tetap saja kau harusnya jujur padaku! Jika ada sesuatu yang terjadi, akulah yang bertanggung jawab di sekolah ini!"

Jeno membungkuk sembilan puluh derajat. "Saya minta maaf, saya memiliki alasan pribadi yang tidak dapat diungkapkan, Ma'am."

"Berkaitan dengan Papa saya."

Sudah Jeno duga menjual nama Seunggi pastilah bekerja. Sang kepala sekolah terlihat terganggu dan mengetuk-ngetuk pinggir sofa yang didudukinya tanpa sadar.

"Seperti yang kubilang, aku tidak bisa memberikanmu surat rekomendasi begitu saja," ujar sang kepala sekolah tegas, "kecuali kau menjadi peringkat pertama ujian akhir tahun ini."

Jeno berusaha mempertahankan senyumnya, namun nada suaranya sedikit berubah. Agak malas dan acuh tak acuh. "Kalau seperti itu, saya tidak membutuhkan surat rekomendasi, Ma'am. Saya bisa lolos pendaftaran Seoul National University hanya dari peringkat tersebut saja."

"Kau kira semudah itu?" Tantang kepala sekolah. "Ada beberapa tahap berikutnya. Khususnya untuk para omega untuk menunjukkan kelayakan dan kepantasan mereka mendapat pendidikan lanjutan."

"Aku tidak bisa membiarkan sembarang siswa masuk kesana lalu mencemari nama sekolah ini dan pada akhirnya membuat siswa-siswa di tahun selanjutnya tidak diterima juga."

Guanlin mengepalkan tangannya sebal. Ia berusaha menahan diri demi jabatan yang diincarnya. "Jeno sunbae bukan siswa sembarangan, Ma'am."

Wanita paruh baya itu memindai postur kaku Guanlin lalu berpindah pada Jeno yang terlihat tenang. Mata sang omega yang teduh itu seolah menyihirnya untuk memikirkan ulang keputusannya.

"Memang bukan. Jadi buktikan bahwa kau memang dan pantas untuk mengambil pendidikan di jenjang selanjutnya. Kuberikan keringanan: minimal peringkat dua ujian akhir atau tidak sama sekali."

Wanita bersanggul dan berblazer hitam itu berjalan ke arah Jeno. High heels merahnya mengetuk ubin nyaring di tengah keheningan. Ia berdiri tepat di depan Jeno lalu menurunkan dagu laki-laki itu perlahan agar sejajar dengan wajahnya. "Jika kau berhasil akan kutuliskan surat rekomendasi secara tulisan tangan dan kuperkenalkan pada salah satu dosen disana yang bisa menjagamu dengan baik."

"Tapi-"

"Keputusanku sudah final," ujar kepala sekolah memotong protes Guanlin. "Silakan keluar."




OMEGAISME || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang