Entah apa yang merasuki Sasuke, tapi pagi ini pemuda yang memiliki paras di atas rata-rata itu tampak sudah berkeringat. Sangat berbanding terbalik dengan julukan yang diberikan ibunya, berandal kecil pemalas. Ya, si berandal kecil pemalas itu kini tengah berolahraga. Berolahraga!
Kaki panjang berbalut celana olahraga berwarna biru tua itu tampak berlari-lari kecil di jalan aspal sekitaran rumahnya. Sesekali, mata sekelam langit malam miliknya melirik ke arah rumah lama yang baru-baru ini kembali berpenghuni. Kedua alisnya menekuk tajam persis sebuah tikungan.
Kemana dia? Apakah belum bangun?
Sasuke menggeleng pelan, merasa bodoh dengan rasa penasarannya yang terlampau tinggi. Ia kembali melanjutkan acara olahraganya, menggerakan kedua lengannya ke kiri dan ke kanan sebagai peregangan otot. Titik-titik keringat memenuhi dahi yang tertutupi rambut hitamnya. Di tambah sinar mentari pagi yang menerpa tubuh jangkungnya, Uchiha Sasuke terlihat berkali lipat lebih tampan dari biasanya. Sampai-sampai seorang gadis yang kebetulan berpapasan dengannya hampir terjatuh akibat tersandung batu saking terpesonanya.
Sasuke terkekeh ketika melihat gadis berambut cokelat yang ia ketahui warga komplek sebelah kini berjalan cepat karena malu.
Setelah rasa lelah yang cukup mendera jiwa dan raga, Sasuke memutuskan untuk mengakhiri sesi olahraga yang dilandasi rasa penasarannya. Lagipula, ia harus pergi bekerja pukul sembilan nanti.
Sasuke mulai berjalan menuju rumahnya, namun sebuah mobil berwarna merah menyala yang berhenti tepat di rumah tetangga barunya berhasil membuat langkah Sasuke terhenti. Tak lama kemudian, sosok berambut merah muda keluar dari mobil tersebut, Sasuke mengangkat alisnya.
"Sakura?" sapanya. Kaki panjangnya secara otomatis mendekati perempuan musim semi yang kini melambai sembari tersenyum ke arahnya.
"Oh, Sasuke. Sedang apa?" tanya Sakura.
Sasuke mengangkat bahu. "Kau lihat sendiri, kan?"
"Berolahraga?" Sasuke mengangguk. "Kau pria rajin, aku suka itu," kata Sakura, kembali memamerkan senyumnya.
"Yah, aku memang pria yang rajin."
Sakura tertawa. "Sasuke, aku ingin sekali mengobrol denganmu. Tapi maaf, sekarang aku sedang terburu-buru. Ada sesuatu yang harus aku ambil di rumah ini." Sakura mulai berjalan menuju rumah yang akan di tempatinya setelah Sasuke mengatakan 'tak masalah' seraya mengangguk dan tertawa.
Sedangkan Sasuke, 'pria rajin' itu kini masih memperhatikan Sakura sampai suara pintu mobil kembali terbuka dan berhasil mengalihkan fokus Sasuke.
Seorang lelaki berpenampilan rapi keluar dari sana, rambutnya berwarna merah menyala membuat Sasuke harus mengangkat kedua alisnya untuk kedua kali. Tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka, hanya tatapan mata keduanya yang tampak saling menilai. Bahkan si rambut merah terlihat hampir melotot memperhatikan penampilan Sasuke. Apa yang salah dengan penampilannya? Pikir Sasuke.
"Kau sudah menemukan apa yang kau cari?"
Sasuke mengikuti arah pandang pria berambut merah. Tak membutuhkan waktu lama untuk Sakura berada di antara keduanya, menenteng kantong kertas yang Sasuke tak tahu apa isinya. Tapi sepertinya itu sesuatu yang ditinggalkan oleh Sakura kemarin sore.
"Wah, situasi macam apa ini?" tanya Sakura dengan nada tak percaya. Kedua bola mata berwarna hijaunya tampak menatap Sasuke dan juga Sasori secara bergantian. "Kenapa mencekam sekali," tambahnya seraya tertawa.
Perempuan itu memberikan pelototan tergarang yang ia punya pada Sasori, menyuruh lelaki berparas tampan itu untuk masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan Sasori duduk manis di dalam kemudi dan tak akan keluar, pandangan Sakura beralih pada Sasuke. Ia memberikan senyuman manisnya pada lelaki itu, sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia berikan pada Sasori.
"Sasuke, kita akan berbincang lain kali, oke? Aku akan segera pindah ke sini, dan aku tak sabar untuk mengobrol denganmu, " kata Sakura dengan nada semangat. "Tapi sekarang, aku benar-benar harus pergi. Aku terlambat, aku tak ingin mereka semua mengomel."
Sakura segera melambai, ia mengedipkan sebelah matanya sebelum masuk ke dalam mobil. Sasuke membalas lambaian itu dengan kekehan pelan. Ia yakin, jika pria berambut merah yang duduk di balik kemudi merasa sangat kesal padanya sekarang. Terbukti dari mobil yang dikemudikannya berada pada kecepatan di atas rata-rata.
"Ah, dia gadis yang menarik. Aku suka padanya."
"Siapa yang kau sukai?"
"Brengsek! Kau mengagetkanku!"
.
.
.
Tbc.
Wkwk gajelas banget asli!
Kata "suka" yang di maksud Sasuke di sini, bukan suka yang "itu", ya. 🤣🤣🤣