Delapan

1.2K 248 28
                                    

Sasuke menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal sama sekali. Entah apa yang terjadi, tapi ketika ia terbangun di pagi hari yang sangat cerah, hendak menuju dapur untuk mengambil air minum sang ibu tiba-tiba saja menyeretnya ke ruang tengah seperti seorang narapidana yang akan di hukum mati dan menyuruhnya untuk duduk di sofa tunggal. Bersiap di eksekusi oleh sang jagal—Uchiha Mikoto di rumahnya sendiri. Sasuke tahu, ada hal yang tak beres di sini.

Ada Itachi yang duduk dengan santai di sofa panjang seraya memakan cemilan. Lalu, sang ibu menatapnya dengan sorot tak terbaca. Namun, Sasuke melihat ada binar senang di kedua mata hitam milik sang ibu, dan juga ekspresi geli—sangat geli yang di tampilkan Itachi. Dari sana Sasuke tahu apa alasannya.

Mulut detergen Itachi pasti telah mengatakan hal yang tidak-tidak pada ibunya.

Sialan! Sasuke benar-benar akan menendang Itachi ke Galaksi Andromeda setelah ini!

"Sasuke, benarkah kau mengenal tetangga baru kita?" tanya Mikoto antusias. "Kenapa kau tak pernah menceritakannya pada ibu."

Di sebrang meja sana, terlihat Itachi berusaha mati-matian menahan tawanya. Sasuke ingin mengumpati bahkan mengubur Itachi hidup-hidup di halaman belakang rumah mereka yang luas saat ini juga, atau nanti setelah urusannya dengan sang ibu telah selesai. .

"Aku baru mengenalnya beberapa hari yang lalu." Sasuke menjawab tanpa minat. "Itu pun secara tidak sengaja," lanjutnya. Berharap sang ibu tak menanyakan hal yang aneh-aneh padanya.

Namun harapannya akan selalu berakhir sia-sia, karena ibunya tak akan pernah berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Sama seperti kebanyakan Uchiha pada umumnya. Ambisius dan tak kenal takut. Bahkan untuk ukuran seorang wanita dengan usia yang bisa dikatakan tak lagi muda, ibunya adalah seorang sosok yang pemberani.

"Tidak sengaja?"

Sasuke mengangguk malas. " Ya. Beberapa hari lalu ketika aku pulang bekerja, aku melihatnya memandangi rumah paman Obito seolah ingin membakarnya," jelas Sasuke dengan pandangan menerawang. Mengingat kembali bagaimana pertemuan pertamanya dengan Sakura. "Dan aku memutuskan untuk membantu membersihkannya."

Itachi yang mendengar penuturan Sasuke harus kembali menahan tawanya yang sudah di ujung lidah. Kata bekerja yang Sasuke gunakan sangatlah tidak cocok. Sasuke memang bekerja, tapi tidak benar-benar bekerja.

"Lalu?" tanya Mikoto lagi.

"Lalu?" ulang Sasuke dengan perasaan jengah."Aku pulang setelah selesai membersihkan rumah itu." Sasuke hendak kembali ke kamarnya, namun tatapan mata sang ibu yang setajam silet membuat Sasuke mengurungkan niatnya. Menghela napas pelan, Sasuke kembali berbicara, "Kali ini apa lagi?"

"Tidak terjadi apapun di sana, kan?"

Kali ini Itachi benar-benar menyemburkan tawa yang sudah ditahannya sedari tadi. Bola mata Sasuke yang hampir keluar dari tempatnya ketika mendengar pertanyaan sang ibu tampak begitu lucu.

"Memangnya apa yang ibu harapkan?" tanya Sasuke dengan perasaan dongkol. Jelaga hitamnya memperingatkan Itachi seolah mengisyaratkan kau akan mati setelah ini.

Mikoto berdeham canggung. "Tidak ada. Ibu hanya bertanya." Sasuke kembali menghela napas, kali ini dibarengi dengan mengurut pangkal hidungnya. "Apakah dia cantik?" lanjut Mikoto.

"Dia gadis yang menarik. Aku menyukainya." Kali ini Itachi yang menjawab. Tersenyum mengejek ke arah Sasuke yang sudah tampak sangat kesal. "Itu yang Sasuke katakan dua hari lalu," tambahnya kemudian.

"Kau mengetahuinya?"

Itachi menggeleng pelan. "Aku hanya melihatnya sekilas. Tapi seperti apa yang Sasuke katakan, dia memang gadis yang menarik," jelas Itachi. Mengingat kembali gadis dengan surai merah muda sebahu tengah memasuki mobil berwarna merah."Apalagi rambut merah mudanya. Ah, benar! Dia memang gadis yang menarik!"

Sasuke melemparkan bantal yang ia rebut paksa dari pangkuan Mikoto ke arah Itachi hingga ringisan pria itu terdengar memenuhi ruang tamu. Ia yakin jika sekarang kakaknya tengah memikirkan hal yang tidak-tidak tentang Sakura.

Jika yang ada di pikiran mesum Itachi adalah gadis lain, Sasuke tidak akan sekesal ini. Tapi demi Tuhan! Gadis itu adalah Sakura. Sa.ku.ra. Seseorang yang akan menjadi tetangga barunya.

Tunggu.

Kedua alis Sasuke terlihat menekuk ke dalam pertanda tengah memikirkan sesuatu. Sasuke yakin ada yang salah di sini. Memangnya kenapa kalau Sakura yang ada dalam pikiran liar Itachi? Apa urusannya dengan dia?

Tiba-tiba saja Sasuke menjambak rambutnya seraya mengerang frustasi. Berdiri dari posisinya lalu menatap sang kakak serta ibunya secara bergantian. Setelah itu, Sasuke berjalan tergesa menaiki undakkan tangga dengan beberapa umpatan yang keluar dari mulutnya.

Melihat tingkah Sasuke yang berubah menjadi aneh, Mikoto dan Itachi saling melempar pandang. Mereka merasa sangat kebingungan sekarang.

"Itachi, Sasuke kenapa?"

Itachi hanya mengangkat bahu tak peduli. "Entahlah, aku rasa dia sudah gila."

.

.

.

Tbc.



Tetangga Idaman (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang