Sakura yang kini berjalan Beriringan dengan Sasuke terlihat mendorong troli - nya menuju tempat sayuran di mana beberapa bahan-bahan yang akan digunakan untuk acara barbeque nanti malam terdapat di sana.
Tangannya terlihat memegang paprika berwarna hijau dan kuning lalu menghela napas super panjang.
"Aku harus pilih yang mana?" tanyanya entah pada siapa. Jika ia pergi bersama Sasori mungkin ia tak akan kebingungan sekarang. Karena pasti saudara kembarnya yang akan memilih. Sebelum ke tempat sayuran, Sakura bahkan sudah lebih dulu memilih beberapa cup daging sapi paling mahal hanya untuk memastikan kalau itu kualitas terbaik. Karena menurutnya barang dengan harga paling mahal sudah pasti yang terbaik.
Sakura mencoba bertanya pada Sasuke, namun pria tampan itu hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. Sakura jadi berpikir, jika ia dan Sasuke menjadi pasangan, mungkin mereka berdua akan menghancurkan dapur tepat di hari pertama mereka memiliki rumah.
"Ah, sudahlah. Aku masukan saja semua. lagi pula, mereka semua terlihat sama," katanya seraya mengangkatnya bahu. Sakura memasukkan kedua paprika tersebut, lalu mengambil bebeberapa lagi juga sayuran lainnya sebagai pelengkap.
Setelah itu, ia berjalan menuju tempat di mana Sasuke berada. Kedua mata segelap malamnya tampak fokus memandangi tumpukan buah berwarna merah yang memiliki citarasa asam dengan pandangan memuja. Sakura mengangkat alisnya tinggi.
"Kau kenapa?" tanya Sakura.
Sasuke menoleh sekilas lalu kembali berfokus pada tumpukan buah tersebut. " Mereka indah."
"Indah? Tomat-tomat itu?" Kali ini dahi Sakura mengernyit. "Kurasa kau benar, mereka terlihat segar."
"Mereka indah, Sakura," ralat Sasuke.
Sakura diam-diam mendengus. "Ya, mereka indah," kata Sakura memilih untuk mengalah. "Apa kau menyukai mereka?" tanyanya kemudian.
"Tentu saja!" seru Sasuke semangat. Seketika, Sakura meringis. Membayangkan rasa asam ketika buah tersebut berada di dalam mulutnya. Ia tak habis pikir, kenapa Sasuke—kenapa ada orang yang menyukai tomat disaat ada buah lain yang jauh lebih enak dari itu.
"Ya sudah, selamat menikmati keindahan mereka, Sasuke," kata Sakura seraya tertawa. "Aku harus membeli beberapa cemilan dan hal-hal merepotkan lainnya untuk nanti malam. Jika kau sudah selesai, kau bisa mencariku di sana." Sakura menunjuk ke arah tertentu.
Setelah menepuk pelan bahu Sasuke, perempuan itu bergegas menuju tempat di mana beberapa camilan serta berbagai minuman yang berjejer rapi. Kedua tangannya dengan cekatan memasukan secara asal apa saja yang dilihatnya. Mulai dari makanan ringan, soda kalengan hingga bir. Tentu saja setelah ia menata sayuran serta daging yang lebih dulu dibelinya agar tak tertindih. Ia tersenyum puas setelah troli dorongnya hampir penuh.
"Sakura."
Sakura segera menolehkan kepalanya ketika mendengar seseorang memanggilnya. Tepat di belakangnya kini ada sosok jangkung yang begitu ia kenali tengah tersenyum lebar seraya mendekat ke arahnya.
"Astaga! Naruto!" seru Sakura tak percaya. "Kenapa kau ada di sini?"
Naruto hanya mengangkat bahu, senyuman lebar masih terpatri di bibirnya. "Yah, seperti yang kau lihat, aku sedang menghabiskan uangku."
Sakura tertawa seraya meninju lengan Naruto main-main. Namun tak lama kemudian, ada suara lain yang meninterupsi mereka berdua.
"Dobe?"
Itu Sasuke. Baik Naruto maupun Sakura, keduanya mengenali suara itu.
"Teme?" Naruto menyebut nama Sasuke dengan nada bingung.