Just Go-iKON
🥀
🥀
🥀
..."Dia siapa?"
"Siapa?"
"Anak kecil yang lari tadi."
"Oh, Kirana. Kirana Bagista."
"Aku nggak nanya namanya, Gas. Aku nanya dia siapa, kenapa lari tiap ketemu aku?"
"Adik ku, emang orangnya pemalu gitu."
"Oh."
"Aku sayang banget sama dia, Cas. Boleh nggak nanti aku minta tolong kamu bantu jaga dia."
"Kayak mau mati aja kamu ini."
"Memang setiap manusia yang hidup pasti akan mati, kan, Cas."
"Ya nggak sekarang juga kali, Gas."
🥀🥀🥀
Manusia dan kematian. Rasanya menjadi dua hal yang pasti. Sejauh apa pun langkah kita, sejujurnya jalan kita hanya akan semakin dekat dengan perpisahan dan kematian.
Seingatku baru kemarin Mas Bagas mengatakan itu. Saat aku mengintip dari jendela ruang tamu dia sedang membicarakan soal kematian bersama sahabat dekatnya, Mas Lucas.
Awalnya itu terdengar manis. Kakak laki-laki ku meminta teman baiknya untuk turut menjagaku juga. Sayangnya, seperti sebuah firasat, Mas Bagas mengalami kecelakaan malam harinya selepas bermain futsal.
Aku ingat betul memori paling menyedihkan malam itu. Di depan unit gawat darurat dokter mengatakan pada Bunda dan Ayah jika Mas Bagas sudah tidak bisa di selamatkan. Aku masih berusia lima tahun, tapi kenangan itu bak kaset usang yang menghantui malam-malam ku.
Tak ada lagi Mas Bagas yang mengendong ku kalau aku sakit. Tidak ada lagi Mas Bagas yang tak keberatan membacakan buku cerita ketika aku ingin tidur dan tidak ada lagi Mas Bagas yang selalu bilang, "Dek, nggak usah takut. Ada Mas, Ayah dan Bunda kerja, Mas yang akan jaga kamu."
Aku kehilangan dunia ku.
Bahkan rasa yang belum sepenuhnya sembuh itu, harus kembali mengalami kehilangan yang sama. Empat belas tahun kemudian saat aku lolos seleksi perguruan tinggi negeri, Ayah dan Bunda mengajak ku makan di luar sebagai penghargaan atas pencapaianku.
Aku bahagia bukan main waktu itu. Kebahagiaan yang hanya bertahan beberapa jam karena dalam perjalanan pulang, mobil Ayah mengalami kecelakaan di tempat yang sama dengan Mas Bagas meregang nyawanya dulu.
Saat aku terbangun dalam keadaan setengah sadar, perawat mengabarkan jika Bunda dan Ayah meninggal.
Duniaku seperti selesai malam itu juga. Aku kehilangan segalanya.
"Ayah, Bunda, Mas Bagas kenapa perginya nggak ajak Kirana? Sekarang, Kirana sendirian."
"Mas Bagas, Kirana mau ikut kalian pergi juga!"
Hallo, selamat datang di lapak 'Just Go'. Sebelum membaca lebih lanjut tolong baca ini selesai!!!
Lapak ini, lapak cerita genre romance angst. Banyak part trigger warning yang mungkin nggak cocok untuk kalian penyuka konflik ringan.
Cast dalam cerita ini menggunakan Song yunhyeong of iKON. Bagi yang punya imajinasi sendiri, silahkan bebas. Tapi, tolong pisahkan cerita ini dari kehidupan real life idol karena ini cerita full fiksi. Cerita ini juga merupakan spin off cerita berjudul Apology, beberapa tokoh yang muncul dalam cerita ini, kisah awalnya bisa kalian lihat di profilku dan cari cerita Apology di sana.
TOLONG BERHENTI DI SINI KALAU KALIAN BUKAN PENYUKA GENRE ANGST DARI PADA NANTI MENINGGALKAN KOMENTAR KASAR DAN MENJATUHKAN JALAN CERITA INI.
INGAT YA, TIDAK SEMUA PENULIS BISA MEMUASKAN PEMBACANYA. AKU HANYA AKAN MENULIS APA YANG AKU SUKA DAN MENCARI PEMBACA YANG MENERIMA TULISANKU.
OKAY! TERIMA KASIH UNTUK YANG MEMUTUSKAN TERUS MEMBACA 'JUST GO'. MARI TES OMBAK DULU, SIAPA YANG SUDAH MEMASUKAN CERITA INI KE READING LIST?
ENJOY AND HAPPY READING, LOVE.
Lucas Febian Permana as Song yunhyeong iKON
Cast Kirana silahkan berimajinasi sendiri. Bebas!Tangerang, 6 Nov 2021
Best regard
Rum
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Go [selesai]
General FictionNote: Beberapa part sudah diunpublish. TRIGGER STORIES!! "Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja." Kalimat itu seperti nyanyian merdu tiap kali dunia menjatuhkan Kirana pada rasa kehilangan. Umurnya masih lima tahun waktu itu. Gadis kecil dengan bando m...