Aku nggak tahu ya mesti dengan cara apa negur teman-teman yang masih bandel komentar next, next Thor, up lagi Thor, doubel up dong!, Lanjut, lanjut lagi Thor.
Aku kasih author note udah sering, aku hapus komentarnya udah, aku tegur langsung di komen juga sering. Tapi kenyataannya masih banyak dan makin banyak di part kemarin. Aku yang tadinya berharap dapat apresiasi lain selain kalimat itu setelah ngetik nyaris 2000K word menjelang puncak konflik jadi milih buat istirahat dan nggak lanjutin nulis.
Sejujurnya komentar teman-teman, selain bikin aku semangat nulis juga jadi pertimbangan untuk nulis bab selanjutnya akan seperti apa.
Oke, ini kayaknya cara terakhir biar author note dibaca dan semoga untuk teman-teman mau sedikit mengerti, aku sering kok nulis di author note untuk nggak komen seperti itu. Bahkan semalem tuh beneran baru dua menit update udah banyak yang komentar seperti di atas.
Maaf kalau ini terkesan ribet, aku sangat mengapresiasi kalian yang nungguin ceritaku. Tapi tolong hargai aku dengan nggak abai sama author note kalau nggak mau baca bio di profilku, ya, gais.
Teman-teman tahu kan, dari pada nulis komentar seperti di atas, aku lebih suka dikasih emoticon love yang banyak?
Jadi kalau teman-teman minta aku update part selanjutnya, Oke! Dengan catatan nggak ada lagi komentar seperti di atas. Sepakat?
Ya atau kalau kalian nggak inisiatif hapus sendiri, teman-teman yang lain akan makin lama lagi baca part selanjutnya.
Silahkan di part selanjutnya saling mengingatkan asal dengan bahasa yang sopan.
Note; Part ini akan di hapus setelah bab selanjutnya siap di update.
Terima kasih, have a nice great weekend dan jaga kesehatan, love.
Best regard,
Rum
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Go [selesai]
General FictionNote: Beberapa part sudah diunpublish. TRIGGER STORIES!! "Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja." Kalimat itu seperti nyanyian merdu tiap kali dunia menjatuhkan Kirana pada rasa kehilangan. Umurnya masih lima tahun waktu itu. Gadis kecil dengan bando m...