Just Go| 37

9.6K 1.4K 173
                                    

But You—iKON
🎊
🎊

Gaaiiiss, kemarin aku udah ingetin soal komentar "Next" tapi sebagian masih abai nggak baca author note.
Untuk part selanjutnya di-update kalau nggak ada lagi komentar Next ya.

Aku suka kok komentarnya banyak, dispam komen itu semacam moodbooster. Tapi bukan "Next" aja, menulis itu engga semudah itu buat aku, jadi biar aku semangat lagi lebih baik hujani pakai emoticon Love aja kalau nggak tahu mau komentar apa.

💐💐💐

"Mas, kamu bisa berenang berdua sama Shasa kan? Aku nggak enak Shasa jadi kecewa."

"Kamu lupa kalau Shasa nggak dibiasain renang atau mandi hanya berdua sama lawan jenis termasuk Papa-papanya?"

"Terus masa enggak jadi?" tanyaku menyesal.

Mas Lucas kini tengah mengganti bajunya menggunakan kemeja yang ia gunakan sebagai lapisan luar tanpa dikancing, membiarkan kaos yang ia kenakan terlihat bagian depannya.

"Besok lagi aja," sahut Mas Lucas.

Dia mengangsurkan lengannya,  memintaku untuk melipat lengan kemeja dan memakaikan jam tangan yang dia pilih.

"Nanti aku telepon Sabrina deh. Biar tugasnya yang bagianku, aku kerjain di rumah. Kita temani Shasa renang habis dari rumah sakit."

Mas Lucas mengangguk tanpa bicara. Dia lantas mengambil tas milikku dan menjijingnya keluar dari kamar— mencegahku membawanya karena isinya lumayan berat.

"Kalian langsung pulang dari rumah sakit? Nggak nginep di sini lagi?" tanya Mami saat kami melewati ruang tamu.

"Nanti balik jemput Shasa, Mi." Mas Lucas yang menjawab begitu, sementara aku memilih menyalami Mami lebih dulu untuk pamitan.

Di sana juga ada Mbak Rindu dan suaminya serta Mbak Hani dan Papi.

"Nggak usah, lain kali aja kalian ajak Shasa renang. Kirana banyak tugas kampus, dia juga kurang tidur loh mas semalam," ujar Mbak Rindu.
Aku menggeleng bermaksud nggak masalah untuk itu. Sabrina juga udah setuju kami akan mengerjakan tugas terpisah.

"Aku free kok, Mbak. Ambil buku di perpus kampus sebentar paling."

"Nggak apa-apa, buat istirahat kalau gitu. Hari ini Ayahnya juga free jadi biar kita berenang di rumah."

Kan aku jadi engga enak kalau rencana Shasa sama Mas Lucas jadi gagal begini karena aku tadi.

"Kalian berangkat udah siang. Lucas kamu istirahat juga." titah Papi.

Pada akhirnya kami berangkat ke rumah sakit menggunakan taxi. Sempat ditawari mobil di rumah tapi Mas Lucas menolak karena dia lagi males nyetir.

"Mas?"

"Kenapa?"

Aku diam sejenak. Memilih kata yang ingin kurangkai untuk diungkapkan pada Mas Lucas. Sempat khawatir karena takut Mas Lucas akan mikir aku ini keras kepala, sebab aku ingin mengajaknya diskusi tentang kuliahku.

"Kalau Kirana tetap kuliah sampai selesai tanpa cuti Mas bolehin nggak?"

Mas Lucas yang nggak jawab, tapi tangannya kemudian menarik tanganku dan mengunci celah jari-jariku hingga terasa penuh.

"Mas nggak ngelarang kamu, Na." Jawabnya tenang.

"Tapi Mami minta Kirana cuti."

"Kalau Mami bilang gitu artinya Mami nggak mau kamu capek. Lagian perkiraan kamu lahiran tinggal beberapa bulan lagi. Apa kalau mau lahiran kamu bakalan nekat kuliah?"

Just Go [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang