TOK... TOK... TOK MAS LUCAS IN HERE
Guys, happy reading ya!
Perasaanku belakangan ini lebih sering merasa tak nyaman. Entah kenapa sejak kepulangan Mas Lucas waktu itu hingga hubungan kami sudah naik satu tahap, aku justru merasa sering gelisah. Dulu meski aku nggak pernah tahu keberadaan Mas Lucas hingga tahu-tahu dia pulang, aku tak pernah berpikir yang aneh- aneh. Lebih sering khawatirnya, tentang keselamatan Mas Lucas dalam bekerja, bukan mencurigai keberadaan dan dia sedang dengan siapa.
Saat Mas Lucas menanyakan keadaanku kemarin malam, aku bingung hendak menjawab apa. Sebab bukti chat kami juga sudah kuhapus karena kesal Mas Lucas tak menjawab pesanku. Jadi aku juga nggak punya bukti apa pun buat nunjukin chat Karin sebelum ini.
Jadilah aku hanya beralasan seharian kemarin aku sibuk banyak tugas dan menjemput Mbak Dinar.Aku sejujurnya nggak mau berpikir sejauh itu, tapi lagi-lagi ketenanganku seperti diusik karena Karin jauh lebih berani.
Sore tadi nomor baru mengirimiku pesan, begitu aku membuka pesan itu, teenyata dia mengirimkan foto Mas Lucas dengan pesan yang membuatku marah.
Jika aku tersinggung bukan hanya karena dia mau secara terang-terangan ngajakin aku bersaing sekarang. Tapi juga karena sadar jika aku memang nggak tahu banyak tentang Mas Lucas. Jangankan untuk tahu bagaimana isi hatinya. Beberapa hal yang dia suka atau enggak aja aku masih belajar.
Kalau benar Mas Lucas lebih nyaman cerita ke Karin, artinya mereka memang sudah sedekat itu. Bahkan Karin tahu jika hubungan kami membaik sekarang. Yang membuatku bingung, apa yang bikin Mas Lucas kacau?
Karena dia merasa salah dengan keputusannya atau karena urusan pekerjaan?
Aku tersenyum miris, menertawakan diri sendiri. Sebab, sebagai istrinya, aku malah nggak tahu apa yang ganggu pikiran dia sekarang.
Aku menarik napas dalam. Masih dengan memakai mukena dan duduk di atas sajadah, aku hanya memandangi ponselku dengan isi kepala bertarung.
Perlu menanyakan ini pada Mas Lucas atau nggak?
Setelah mempertimbangkan cukup lama, aku akhirnya mencoba kirim pesan ke Mas Lucas. Mungkin sebelum marah dan menuruti egoku, baiknya aku cari tahu lebih dulu dari sisi Mas Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Go [selesai]
General FictionNote: Beberapa part sudah diunpublish. TRIGGER STORIES!! "Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja." Kalimat itu seperti nyanyian merdu tiap kali dunia menjatuhkan Kirana pada rasa kehilangan. Umurnya masih lima tahun waktu itu. Gadis kecil dengan bando m...