Between Us 5

9.7K 476 23
                                    

Gracia duduk di sofa ruang tengahnya. Memainkan handphone sambil menunggu Renata akan menjemputnya. Malam ini mereka akan pergi pameran arsitektur yang dibicarakan Renata tempo lalu, sudah pukul 7 dan pamerannya mulai dibuka sejak sore tadi.

Mendapat pesan dari Renata, Gracia kemudian bangkit dan menghampiri mamanya yang berada di dapur. "Ma, aku pergi ya, Nata udah jemput." Pamitnya.

"Iya sayang, hati-hati." Balas mamanya.

Gracia pun keluar dari rumah dan langsung menuju ke mobil Renata yang sudah terparkir manis didepan rumahnya.

Tanpa membuang waktu, Renata langsung menancapkan gasnya pergi ke tempat pameran berlangsung. Sepanjang perjalanan beberapa kali mereka mengobrol, cukup macet namun tidak terlalu padat. Dua puluh menit kemudian mereka pun tiba.

"Dea udah nyampe?" Tanya Renata. Kini mereka sudah berjalan menelusuri puluhan stand yang memamerkan hasil karya arsitektur mereka. Gracia mengangguk.

"Udah, katanya nunggu di kafe."

"Oke, kita kesana aja kalo gitu."

Keduanya pun berjalan menuju ke tempat teman-teman mereka menunggu. Tidak butuh waktu lama mereka menemukan kafe yang dimaksud. Semua disini sangat kental dengan arsitektur, konsepnya beragam dan sangat unik, benar benar bisa menarik perhatian. Bahkan Gracia hanya bisa ternganga melihat desain kafe tersebut.

Renata tergelak, tangannya bergerak menutup mulut Gracia yang terbuka. "Malu, anjir. Lo jelek," tukasnya bercanda. Sedangkan Gracia hanya mendengus pelan. Kemudian mereka mendekati meja yang sudah di isi oleh teman-temannya.

"Noh, udah nyampe." Tunjuk mereka. Gracia dan Renata menyapa mereka satu persatu.

"Jalan sekarang?"

"Bentar, nunggu Boy lagi." Gracia langsung menoleh pada gadis disebelahnya. Mengerutkan keningnya, Renata tidak bilang padanya jika mereka akan menunggu cowok itu.

"Deket lagi lo berdua? Bau bau balikan nih keknya."

"Gapapa, Nat. Gue dukung, lo berdua emang cocok banget."

"Bener. Lo berdua tuh kek salah satu pasangan serasi se-kampus ini tau, gue aja sayang banget waktu denger kalian putus."

Renata hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan teman-temannya, lalu melirik Gracia yang sudah sibuk menyeruput minuman Dea dan sang empunya yang menatapnya tidak terima. Setelah itu mereka terkejut karena Gracia menghentakkan gelasnya diatas meja. "Kok manis banget sih, De? Gue kan gasuka!" Protes Gracia.

"Lah, njing?! Minuman gue, emang bukan buat lo, kenapa lo minum?!" Balas Dea juga protes. Merasa bingung dengan temannya yang satu itu tiba-tiba bersikap seperti ini. Gracia hanya mendelik kemudian bersandar pada sandaran kursi sembari sibuk memperhatikan pengunjung disekitarnya.

Renata terkikik pelan, Cemburunya keliatan banget. Kemudian Renata sedikit menggeser kursinya mendekat pada Gracia, gadis itu hanya melirik sekilas, tidak perduli dengan apa yang dilakukan sahabatnya. Lalu seorang cowok datang membuat atensi mereka semua teralihkan.

"Hai. Gue telat ya? Sorry udah bikin nunggu lama." Boy memperlihatkan senyuman Merasa bersalahnya.

"Gapapa kok," kata Renata. Gracia langsung mengalihkan lagi pandangannya kearah lain.

Mereka semua pun berdiri, ingin berkeliling melihat-lihat. Renata hendak menggandeng lengan Gracia namun gadis itu sudah lebih dulu menarik Dea dan berjalan bersama. Lalu kemudian Boy berdiri disebelahnya.

"Nat? Kenapa gak jalan?" Gadis itu hanya tersenyum simpul dan menggeleng kecil. Mereka pun menyusul teman-teman mereka.

Gracia asik mengobrol dengan Dea dan temannya yang lain, sedang Renata hanya diam dan sesekali memperhatikan Gracia. Gadis itu nampak sedikit menjaga jarak darinya, saat ia mengajaknya mengobrol Gracia hanya menjawab seadanya dan lanjut bercerita bersama tiga teman mereka yang lain.

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang