Between Us 57

3.6K 216 29
                                    

Renata duduk menunggu hingga keberangkatan pesawatnya diumumkan. Hari ini dia kembali ke Indonesia setelah hampir sebulan berada di negeri orang untuk mendapatkan cintanya kembali. Entah takdir berkata apa namun Renata percaya masih ada kesempatan untuknya dan Gracia bisa kembali bersama. Ia percaya takdir masih mengasihani mereka.

Renata memejamkan mata. Semua rasa lelah dan sesaknya kini berkurang. Bertahun-tahun menahan semuanya membuat Renata hampir gila. Tidak ada yang tahu bagaimana perjuangannya selama tiga tahun terakhir, memendam sesak dan sakit, berusaha menjalani kehidupannya setelah semua yang telah terjadi. Memegang harapan bahwa semua akan baik-baik saja dan yang ia alami hanya lah mimpi buruk semata. Sungguh semuanya sangat sulit dia lewati.

Pengumuman keberangkatan pesawat Renata sudah terdengar. Renata berdiri dan bersiap, ia melirik ke sekitarnya sebelum akhirnya tersenyum menyambut seseorang yang berjalan sedikit terburu-buru menghampirinya.

"Maaf, tadi cekcok dikit sama ibu-ibu."

Renata terkikik, "Menang gak?"

Gracia memutar matanya malas mengingat kejadian beberapa saat yang lalu di toilet. "Ngomelnya jago banget, aku gak mampu ngelawan."

Renata tertawa, ia mengacak gemas rambut kekasihnya kemudian menggenggam tangan Gracia dengan sebelah tangannya sedangkan tangannya yang lain meraih koper miliknya. "Jangan dilawan, takut dosa. Yaudah yuk."

Keduanya pun segera pergi, Gracia melangkahkan kakinya mengikuti Renata dengan senyuman lebar.

Kini, Renata berhasil mendapatkan kembali cinta nya. Rumah sudah menunggu mereka, apapun yang akan terjadi namun Renata percaya ini adalah langkah baru untuk mereka. Ia tidak tahu apakah keadaan akan berubah nantinya tapi Renata tidak akan meninggalkan Gracia dan akan terus berdiri disisinya.

••••

Cuaca di Indonesia sedikit berangin dan mendung namun tidak turun hujan, berbeda dengan di Los Angeles dengan cuaca yang begitu cerah dan terik. Renata dan Gracia tiba di tanah air pukul setengah lima sore. Senyum lebar Gracia sejak dia meninggalkan Los Angeles beberapa jam yang lalu perlahan pudar.

Renata yang menyadari perubahan suasana hati kekasihnya pun menegurnya. "Kenapa, sayang?" Renata menyentuh lembut punggung tangan Gracia yang sedang merangkul lengannya sejak tadi.

Gracia menoleh lalu menggeleng pelan dan tersenyum tipis. "Enggak, dejavu aja. Aku kembali setelah meninggalkan tempat ini dengan gak tahu diri tiga tahun yang lalu."

"Hey, it's okay," tutur Renata lembut. Ia mengelus tangan Gracia menenangkan, "Tempat ini juga selalu merindukan kamu, jadi kapan pun kamu ingin kembali mereka akan nerima kamu."

Gracia mengangguk kecil, tapi tetap saja dia masih merasa gundah. Renata melepaskan genggaman tangan Gracia lalu menarik bahu wanita nya agar menghadap dengannya. "Kalau kamu masih merasa sulit, setidaknya kembali untuk aku. Aku rindu kamu disini." Renata menatap lekat-lekat pada bola mata Gracia. Memberikan seluruh keyakinannya disana, ia ingin memberitahu Gracia bahwa ia tidak perlu ragu karena Renata akan selalu ada disampingnya.

Gracia mengulum senyum, ia mengangguk. Renata pun membalas senyumnya kemudian kembali menarik tangan wanita itu kedalam genggaman hangatnya. Mereka berdua pun melangkahkan kaki keluar dari bandara, taksi yang dipesan Renata sudah menunggu diluar.

Sepanjang perjalanan Gracia hanya diam dan Renata memberikan wanita itu ruang untuk bergeming dengan batinnya. Gracia memperhatikan gedung-gedung pencakar langit yang mereka lewati, mengenali jalanan, dan menikmati suasana di ibukota. Semuanya masih sama.

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang