"Ta, lo anggap gue apasih?"
"Ya sahabat lah, emang apa lagi?"
"Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?"
"Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?"
"Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue."
"Tapi lo tau kan gi...
Mobil berhenti setelah memasuki pekarangan pinggir pantai.
Senyum Gracia merekah sangat lebar ketika melihat dia ada ditempat favoritnya.
Hati Renata menghangat, rasanya senyuman itu sudah lama sekali tidak muncul setelah yang selama ini dia lihat ternyata hanya sebuah topeng. "Yuk, turun." Renata mengajaknya untuk turun.
Rasanya tenang sekali. Angin sepoi, merdunya suara ombak dan suara burung yang menyatu dengan sempurna, suasana sejuk, pantai benar-benar pilihan yang sempurna untuk menenangkan jiwa dan fikiran.
Kedua jemari itu menyatu dan seolah saling melengkapi memberikan kehangatan untuk keduanya. Kaki mereka pun beberapa kali dihampiri oleh ombak-ombak kecil kala mereka melangkah diatas pasir pantai.
Senyum tidak luput diwajah cantik mereka.
"I have to show you something."
"Apa?"
"Mata kamu tutup dulu."
Gracia menolak. "Gak mau ih, nanti kamu ceburin aku ke air. Aku gak bawa baju ganti, sayang."
Renata terbahak mendengar itu. Sejahil itukah dia?
"Astaga, aku gak nyeburin kamu ke air, tenang aja. Tutup aja matanya, aku punya kejutan."
Pada akhirnya Gracia menurut dan akhirnya dia dibantu oleh Renata memakai penutup mata. Renata menggenggam kedua tangan Gracia sambil menuntun wanita itu berjalan mengikutinya.
"Mau kemana sih? Kok lama banget." Oceh Gracia karena mereka terus berjalan dan tidak kunjung sampai.