Between Us 50

3.3K 230 25
                                    

Pesawat mendarat dengan selamat. Gracia merenggangkan otot-ototnya. Ya tuhan, dia tidur nyenyak sekali, efek terus bekerja selama berhari-hari Gracia lupa kapan dia tertidur lebih dari dua jam seperti ini.

Udara London yang segar menyambutnya dengan baik. Ia sampai di London pukul delapan malam.

Gracia menarik kopernya sambil mencari kontak Dimas dan berusaha untuk menghubunginya. Gracia merapatkan jaketnya yang tipis, musim memang sudah memasuki musim panas namun udara dimalam hari tetaplah dingin.

"Halo,"

"Halo, Dim, gue udah nyampe nih."

"Ohh udah nyampe? Yaudah tunggu disitu, gue siap-siap dulu."

"Okee."

Gracia menyimpan handphonenya disaku jaketnya. Ia mencari bangku kosong di ruang tunggu dan memutuskan untuk menunggu Dimas disana.

Akhirnya setelah menunggu sedikit lama Dimas pun datang.

Pria itu terlihat begitu senang ketika ia sampai ia langsung menyambut Gracia dengan pelukan hangatnya. Gracia tersenyum.

"Sorry yaa, tadi dijalan agak macet." Ucapnya ketika mereka melepas pelukan mereka.

"Iyaa, gak papa."

"Yaudah, ayo."

Dimas membantu membawakan barang-barang Gracia ke mobilnya. Mereka bercerita banyak. Sepanjang perjalanan Gracia sibuk memperhatikan jalanan kota London yang begitu padat. Semua orang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Akhirnya mereka sampai, Dimas mengantarkan Gracia ke hotel yang sudah ia sewa kan untuknya. Sebenarnya Dimas punya rumah sendiri tapi ia tinggal bersama pacarnya disana dan Gracia meminta untuk menginap di hotel saja.

Dimas mengantarkan Gracia hingga ke depan kamarnya.

"Besok gue kirimin alamatnya yaa,"

Gracia mengangguk. Akhirnya Dimas pun pamit pulang. Gracia masuk kedalam kamarnya. Perjalanan selama 7 jam cukup melelahkan, Gracia memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu lalu memesan makanan karena sekarang ia merasa cukup lapar.

Setelah mandi Gracia memesan makanan dan meminta untuk diantarkan ke kamarnya. Sembari menunggu Gracia duduk disofa dengan bermain handphone.

Unknown Number

|haloo
|ini Grace kan?

iyaa|
maaf siapa ya?|

|ivan
|sv back dong wkwk

ohh ivan|

Ivan

udah ya|
btw ad apa nih nge chat?|

|nggak
|add contact aja
|btw denger" lu lagi cuti ke luar negeri?

iyaa nihh|
tau dari mana?|

|gak sngaja denger
|siapa sih tmn lu yg agak berisik itu
|dari divisi keuangan

wkwk Mentari?|

|nah ituu
|pas gue di kafetaria gk sngaja dnger dia ngobrol, pdhal ngobrol doang tpi suaranya kedengeran seisi ruangan
|emang agak berisik ya dia?

Tari udh bukan berisik lagi|
tapi tantrum haha|

|tapi seru sih punya tmn kyk gitu
|btw lu ngapain cuti?
|trus dapet cuti nya gmna?
|bknnya udh yg paling susah itu minta cuti ke bos ya? wkwk

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang