"Bibir lo kenapa?"
Gracia terdiam kemudian segera mencari alasan. "Gak papa. Tunggu disini ya gue panggilin perawat dulu, hari ini perban lo harus diganti kan?"
Saat Gracia hendak pergi Renata menahan tangannya. "Lo berantem?"
"Enggak, gue kepentok dipintu kemarin." Gracia langsung pergi untuk mengelak dari Renata agar gadis itu tidak bertanya lebih banyak.
Sekembalinya Gracia, Renata pun tidak bicara lagi, perban dilengan dan kakinya digantikan oleh perawat. Setelah selesai perawat tadi langsung keluar.
"Gue denger kok kemarin lo sama Boy berantem," ucap Renata pelan. "Maaf ya, Gre, gue yang salah."
"Udah diem, gue gak mau denger."
Renata pun diam, ia tidak lagi berbicara karena ia tahu Gracia tidak ingin Renata membahas hal tersebut. Setelahnya Gracia pergi memanggilkan perawat, perban dikepala, lengan, dan kaki Renata pun diganti dengan perban yang baru.
"Lo gak ngampus? Siang ini ada kelas kan?"
"Nggak, kalo gue pergi siapa yang nemenin lo disini?"
"Gue gak papa kali, gue bisa sendiri."
Gracia mengangkat alisnya, "dengan keadaan kayak gitu?" Gracia menggeleng, "big no, gue gak mau ninggalin lo sendiri."
Renata menghela nafas. "Gue gak papa, Gre, beneran." Ucapnya meyakinkan gadis disebelahnya itu. "Udah berapa hari ini lo skip kelas terus buat nemenin gue, ntar kalo nilai lo bermasalah gimana?"
"Demi nemenin lo disini it's okay,"
"Jangan, gak boleh."
Gracia mendengus kesal. "Lo kenapa sih? Gak suka gue disini?"
"Gak gituu..." Renata frustasi, "Maksud gue-"
"Iya udah diem, gue nelfon Rian dulu." Kesal Gracia kemudian mengambil handphonenya diatas meja didekat ranjang Renata.
••••
Akhirnya Gracia bersiap-siap pergi setelah dipaksa oleh Renata. Namun sebelum itu ia menelepon Rian lebih dulu dan meminta untuk menemani Renata di rumah sakit. Tentu saja Gracia tidak akan meninggalkan Renata sendirian.
Beberapa menit yang lalu Rian pun tiba.
"Gue pergi dulu," pamit Gracia tidak semangat.
Renata terkikik melihatnya. "Gak rela banget ninggalin gue." Gracia hanya memutar matanya malas.
"Kiss dulu kalo gitu," Renata memajukan bibirnya. Meski kesal Gracia tetap mendekat kearah Renata, ia mengecup pipi dan bibir milik gadis yang sedang berbaring diranjang rumah sakit tersebut.
Renata menahan kepala Gracia saat gadis itu hendak menarik kembali wajahnya.
"Woii woii, ada orang nih disini, segala di rumah sakit masih juga mesum." Tegur Rian pada kedua gadis yang bermesraan didepannya itu.
Gracia segera menarik diri dari Renata. "Gue pergi dulu ya, selesai kelas gue langsung balik." Gracia mengelus kepala Renata dengan sayang dan berpamitan. Renata mengangguk sambil tersenyum.
"Telfon gue kalo ada apa-apa," ucap Gracia pada Rian sebelum ia keluar dari ruangan Renata.
••••
Gracia tiba di kampus. Ia memarkirkan mobilnya diparkiran. Suasana kampus hari ini cukup ramai seperti biasanya. Namun Gracia merasa ada yang beda, entah apa, gadis itu mengedikkan bahu tidak perduli kemudian berjalan santai kearah kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || gxg (End)
Novela Juvenil"Ta, lo anggap gue apasih?" "Ya sahabat lah, emang apa lagi?" "Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?" "Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?" "Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue." "Tapi lo tau kan gi...