"What are you doing?" Gracia berbisik dan menghampiri Renata yang sedang duduk bersantai di balkon dengan laptop dipangkuannya.
Renata tersenyum ketika Gracia memeluknya dari belakang kemudian mendusel manja dilehernya. "Aku lagi nge-check email dari klien. Kamu udah selesai?"
Gracia mengangguk. Dia semakin menempelkan dirinya dengan Renata bahkan dengan tidak perduli langsung menyingkirkan laptop Renata ke atas meja disebelah mereka kemudian naik keatas pangkuan Renata. Gracia memeluk Renata seperti seekor bayi koala.
"Kangen banget," Gracia mengeluh dipelukan Renata membuat wanita itu tertawa pelan.
"Aku tinggal cuman tiga hari aja padahal." Balas Renata.
Gracia seketika memberikan Rsnata tatapan protesnya. "Cuman?! Kamu bilang cuman? Tiga hari itu lama, Nata."
"Eh iya, maaf." Renata terkejut maka dengan segera ia meminta maaf karena Renata berani bersumpah ia lebih baik tidur disofa daripada harus diomeli oleh Gracia.
Renata baru kembali dari Malaysia siang ini setelah tiga hari meninggalkan Gracia dirumah mereka.
Kini sudah hampir lima bulan berlalu, mereka semakin dekat dan semakin romantis. Sejauh ini mereka sudah saling memahami satu sama lain. Rasanya cinta mereka semakin tumbuh lagi dan lagi setiap waktu dan mereka menikmati disetiap saatnya.
Gracia juga telah meninggalkan pekerjaannya di Los Angeles. Dia tidak bohong bahwa Gracia juga sangat sedih melakukan hal itu, disana dia mendapatkan teman-teman yang baik dan juga pekerjaan yang bagus, namun Gracia tidak mengelak bahwa jiwanya tetap memilih untuk tinggal disini. Tapi Gracia tidak akan lupa dengan tempat yang sudah menerimanya dengan baik walau dia datang dengan tidak tahu diri. Los Angeles juga memiliki makna tersendiri dihatinya.
Dan kini Gracia bekerja membantu Renata. Renata membuka lapangan pekerjaannya sendiri, menjadi seorang arsitektur. Renata membangun perusahaannya sendiri dan menghasilkan banyak keuntungan, dia menjadi wanita sukses diusianya yang masih cukup muda. Dan Gracia sangat bangga akan hal itu.
Gracia kembali memeluk Renata, ia mendusel manja dileher wanita itu. Gracia meninggalkan beberapa ciuman disana hingga Renata merasa wanita itu semakin bergerak jauh.
Renata tidak menolak ketika Gracia melarikan ciumannya ke seluruh area leher jenjangnya, seolah ia tidak ingin melewatkan satu titik pun, Gracia meninggalkan tanda miliknya disana. Setelah puas bermain dileher Renata, Gracia berpindah naik menciumi mulai dari rahang, dagu, pipi, dan ujung bibir wanita manis didepannya.
Renata tersenyum ketika Gracia mencumbunya dengan begitu romantis dan lembut.
Tidak berapa lama kedua bibir itu sudah bertemu. Mereka saling melumat dan memagut satu sama lain. Ditemani oleh semilir angin dan juga suara ombak yang menerjang membuat cumbuan itu semakin lama terasa semakin intens.
Gracia bergerak agresif diatas Renata, tangannya dengan nakal mulai menelusup masuk tanpa izin dibalik kain kemeja tipis yang sedang dikenakan oleh Renata. Jemari-jemari Gracia menyentuh lembut kulit halus Renata yang dimana membuat wanita itu refleks menahan nafas merasakan sentuhan yang membawa sengatan listrik dialiran darahnya.
Sudah bertahun-tahun lamanya perasaan itu ada namun Gracia masih memberikan efek yang luar biasa kepada Renata.
"Mmhh, yangg..." Erang Renata pelan.
Mendengar itu Gracia semakin semangat memberikan sentuhan-sentuhan lembutnya dikulit Renata. Apalagi cuaca sore itu sangat cerah dan mendukung. Ciumannya bahkan semakin menuntut, Gracia memasukkan lidahnya kedalam mulut Renata dan mengabsen seluruh benda didalam sana tanpa ada yang terlewat. Gracia hampir saja membuka kemeja Renata disini jika saja Renata tidak segera menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || gxg (End)
Teen Fiction"Ta, lo anggap gue apasih?" "Ya sahabat lah, emang apa lagi?" "Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?" "Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?" "Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue." "Tapi lo tau kan gi...