Between Us 6

8.9K 430 2
                                    

"Hm, Y, ok. Ak trhru."

"Oh Y, mks."

Keduanya terkikik karena kekonyolan sendiri. Mengikuti salah satu konten kreator yang sering mereka nonton di salah satu aplikasi yang banyak digunakan orang-orang sekarang.

"Heh, berduaan aja disini. Kita ditinggalin," tukas Dea yang kini sudah berdiri di depan mereka bersama Mira dan Diva. Bersedekap dada memperhatikan dua gadis tersebut.

"Nih, narik-narik gue. Gue ngikut aja," balas Gracia menunjuk Renata. Tiga teman mereka hanya memutar bola mata dan Renata menyengir kuda.

Diva, Mira, dan Dea langsung mengambil tempat ditengah-tengah antara Renata dan Gracia. Gracia protes karena posisi mereka saat ini mereka berlima sangat berdempetan, sempit. Akhirnya gadis itu memilih untuk berdiri karena sudah merasa sesak.

"Udah ah, ayo jalan."

"Anjing, Gre. Kita baru nyampe setelah keliling nyari lo berdua, kasih nafas dulu napa? Mana gak ngasih tau lagi tadi." Sinis Dea, Gracia pun tak kalah sinis. Dua orang ini memang dikenal dengan love-hate relationship mereka. Kadang selalu bertengkar tapi kadang juga jika akur mereka akan sangat akur.

Selama hampir tiga jam mereka habiskan di pameran. Dan sekarang sudah pukul setengah dua belas malam, mereka memutuskan untuk pulang.

"Kamu hati-hati, ya." Boy mengusap kepala Renata dengan sayang.

"Iya, makasih."

Gracia yang berada didalam mobil milik Renata hanya menatap dua insan itu dengan tatapan datar. Renata benar-benar keterlaluan, saat tadi dirinya dibuat melayang, sekarang dibikin kesal lagi. Kenapa sih deket-deket terus?

Setelah berpamitan dengan teman-teman mereka juga yang lain, memasuki mobil masing-masing. Renata memasang seatbelt lalu melirik Gracia di sebelahnya yang mulai mencari posisi nyaman, menurunkan sedikit sandaran kursinya.

"Bangunin gue kalo udah nyampe," ujarnya sebelum menutup mata. Renata hanya mengangguk singkat setelah itu menjalankan mobilnya.

Beberapa menit perjalanan, mobil Renata sudah terparkir manis di depan kediaman Kertawijaya.

"Gre, udah nyampe." Renata menggoyangkan bahu Gracia dengan pelan, Gracia pun langsung terbangun. Dirinya mengangguk, kemudian dengan setengah sadari dirinya melepas seatbelt. Renata dengan inisiatif membantu gadis itu.

"Gue balik, ya." Gracia mengangguk lagi.

"Hati-hati," ucapnya sebelum mobil milik Renata benar-benar menghilang dari pandangannya.

Siang ini tepat pukul satu, Gracia sedang fokus menyetir. Dia akan pergi ke apartement Renata. Hari ini dia dan Renata punya jadwal yang berbeda, dan tadi pagi dosennya tiba-tiba absen akhirnya ia memilih untuk pulang saja, sedangkan Renata masih memiliki dua mata kuliah ditambah ia harus mengikuti pelajaran tambahan mingguan. Tiba di apartement, Gracia langsung menuju ke kamar milik sahabatnya. Setelah memasukkan sandi, Gracia masuk kedalam.

Sangat sunyi, Ia tiba-tiba berfikir bagaimana sunyinya Renata jika hanya dia seorang tinggal di apartement sebesar ini. Dan Gracia pun hanya bisa sesekali berkunjung, tidak bisa menginap setiap harinya. Menutup pintu lalu berjalan menuju ruang tengah. Renata orang yang sangat suka kebersihan, tidak heran jika apartement yang ia tinggali sendiri ini begitu bersih. Gracia bahkan beberapa kali dibuat berdecak karena ke-rajinan gadis itu, dia sendiri kadang suka malas harus membersihkan kamarnya sendiri. Itu pun dia harus memaksakan dirinya, jika tidak maka ia akan terus membuang waktu dengan bersantai.

Menyimpan tasnya diatas sofa, Gracia berjalan lagi menuju dapur. Membuka kulkas yang isinya sangat lengkap. Ada banyak camilan, bahan makanan, minuman, sampai buah-buahan. Gadis itu mengambil sebotol jus jeruk dan juga potato chips. Kemudian kembali lagi ke ruang tengah.

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang