Between Us 34

5.2K 272 32
                                    

Setelah puas berjalan-jalan, hari mulai petang dan mereka kembali ke rumah. Suasana kediaman pengantin sudah mulai ramai, para keluarga besar berkumpul. Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Renata dan Gracia membersihkan tubuh mereka, keduanya turun ke ruangan tengah. Mereka mengobrol banyak, Gracia juga tidak lupa memperkenalkan Renata pada keluarga-keluarganya.

Renata sedang sibuk bermain dengan sepupu kecil Gracia yang baru berusia sepuluh bulan. Gracia pergi mengambil beberapa cemilan dan minuman dingin didapur yang berjarak sangat dekat dengan ruang tengah.

Ia bertemu dengan Satria yang sedang membuat kopi.

"Nyet,"

"Apa?" Balas Gracia tanpa melirik laki-laki itu, ia membuka lemari pendingin dan mengambil minuman dingin dari dalam sana.

"Kalo diliat-liat, temen lu itu cakep juga."

Gracia seketika mengalihkan atensinya pada Satria yang diam-diam sedang menatap kearah ruang tengah, atau lebih tepatnya kearah Renata. "Hmm," ujar Gracia asal. Ia membuka lemari atas dan mengeluarkan beberapa makanan ringan dan juga gelas.

"Sabi kali gue deketin, mumpung gue baru putus, pintu hati gue terbuka untuk siapa saja, wkwk."

Gracia memilih untuk tidak menghiraukan sepupunya itu dan membuka satu soda yang dia ambil dari dalam lemari pendingin tadi.

"Dia bule-bule gitu ya mukanya, cantik, tipe gue banget nyet. Padahal dulu gue suka isengin dia, dia mau gak ya sama gue?" Satria masih sibuk memperhatikan Renata yang kini juga sedang berjalan kearah dapur, mendekati mereka berdua. Satria tersenyum manis, "butuh apa, Renata?"

Renata membalas senyuman Satria sebentar. "Ohh enggak. Mau gue bantuin gak, Gre?" Renata menatap Gracia yang sedang menyusun cemilan dan minuman yang ia siapkan diatas nampan.

Gadis itu menggeleng. "Gak usah." Ia kemudian pergi meninggalkan Satria dan Renata didapur, kembali ke ruang tengah. Melihat itu membuat Renata kebingungan dengan sikap yang tiba-tiba dari Gracia.

"Kenapa tuh si monyet?" Celetuk Satria.

••••

Malam semakin larut acara bertukar cerita pun sudah selesai, beberapa sudah ada yang pulang ataupun kembali ke kamar masing-masing. Renata banyak mengobrol dengan anggota keluarga Gracia, ia sangat bersyukur mereka menerimanya dengan baik, sudah sangat lama Renata tidak merasakan suasana hangat dari sebuah keluarga. Sejak kedua orang tuanya meninggal, Renata benar-benar merasakan hidup sendirian.

"Ma, Pa, aku masuk ke kamar ya." Pamit Gracia pada beberapa orang dewasa yang masih mengobrol disana. Renata menoleh melihat Gracia yang berdiri dari sofa dan hendak meninggalkan ruang tengah. Renata segera berpamitan juga lalu menyusul gadis itu.

"Gre, tunggu." Panggil Renata saat Gracia ingin membuka pintu kamarnya.

Renata menahan tangannya, "udah mau tidur?"

Gracia mengangguk. "Iya, gue ngantuk." Gadis itu kemudian membuka pintu kamarnya dan masuk, belum sempat ia menutup kembali Renata tiba-tiba saja menyelonong masuk kedalam.

Gracia pun membiarkan gadis itu dikamarnya, ia berjalan kearah kasur setelah itu merebahkan dirinya asal, membiarkan kakinya menggantung dipinggiran kasur. Renata datang dan duduk disebelahnya.

"Hei, kenapa? Gue ada salah?" Renata berusaha bertanya dengan pelan dan lembut, takut-takut kalau ia tidak menyadari sudah berbuat kesalahan, karena sejak tadi Gracia nampak cuek padanya.

"Gak ada,"

"Terus kenapa gitu?"

"Gak papa,"

Renata menghela nafas kecil. "Kenapa, ngomong aja, Gre. Gue ngapain?"

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang